Sejurus kemudian terdengar beberapa ledakan yang diperkirakan dari dasar laut. Beberapa bangunan seperti Swalayan Pante Pirak di Banda Aceh roboh. Seketika sinyal selular mati. Tak lama kemudian air laut surut, mengering, ikan-ikan menggelepar.
Dikarenakan minimnya pengetahuan, banyak warga di dekat pantai justru memungut ikan-ikan itu, tak tahu bahwa maut mengintai. Sebagian lagi penasaran menatap fenomena langka dan melarikan diri karena ketakutan.
Tiba-tiba ombak besar hitam pekat menuju daratan, melumat apa saja di sekitar pantai kemudian menyeretnya hingga 5 kilometer. Tsunami terdahsyat dalam setengah abad terakhir bukan hanya menyapu Aceh, tapi juga berdampak ke pesisir 14 negara sepanjang Samudera Hindia. Merenggut lebih 200 ribu korban jiwa.
Tak terhitung harta benda yang hilang. Bumi Aceh luluh lantak. Sebagian besar bangunan dekat pantai lenyap ditelan gelombang, hanya beberapa masjid yang tersisa. Jenazah-jenazah bergelimpangan di antara sampah-sampah dan kehancuran hasil kerja tsunami. Denyut perekonomian dan aktivitas pemerintahan lumpuh total.
Jerit histeris korban luka, kehilangan orangtua, keluarga, dan sanak saudara menggema di antara lantunan-lantunan takbir memuji Yang Maha Kuasa. Tsunami menghancurkan pesisir Aceh sepanjang 800 kilometer, setara panjangnya Kota Jakarta hingga Surabaya. Laut menelan beberapa permukiman.