Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh mencatat 120 ribu rumah penduduk di Aceh hancur total. Sebanyak 600 ribu warga Aceh dan Nias kehilangan tempat tinggal hanya dalam beberapa detik. 1.617 kilometer jalan, 260 jembatan, dan 690 rumah sakit rusak berat.
Seluruh penduduk bumi tercengang dengan petaka ini. Bala bantuan datang, sejak beberapa hari kemudian. Sebanyak 40 negara mengirim tentara ke Aceh untuk memberikan bantuan kemanusian. Inilah operasi militer tanpa perang terbesar di dunia setelah Perang Dunia II.
Pemerintah sempat membatasi Aceh terhadap pihak asing dengan alasan konflik. Berkah tsunami daerah ini terbuka, dan titik penting dari bencana adalah lahirnya perdamaian RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pada 15 Agustus 2005, di Helsinki, Finlandia, kedua pihak sepakat gencatan senjata. Berakhirlah konflik yang merenggut nyawa ribuan jiwa dan sendi-sendi kehidupan.
Peran paling besar saat tsunami melanda ditunjukkan para jurnalis yang semula geraknya dibatasi oleh penguasa negeri. Batasan itu didobrak agar kabar tsunami Aceh diketahui dunia.
Di tengah kehancuran, jerit duka orang-orang, dan keterbatasan perlengkapan, mereka gigih mengabarkan getir tsunami ke seantero jagat. Menggerakkan solidaritas bangsa-bangsa di bumi.