Sebagian besar isi pidato perpisahan Obama membahas demokrasi. Menurutnya, demokrasi merupakan bentuk persatuan yang sempurna di tengah berbagai perbedaan. Namun, Obama juga mengingatkan warganya agar tidak berdiam diri dalam menjaga keberlangsungan demokrasi di Amerika.
"Demokrasi Amerika dalam ancaman ketika warganya menganggap itu sebagai hadiah. Semua warga Amerika, dari partai apa pun, harus membangun kembali institusi demokrasi," tegasnya.
Pidato perpisahan Obama diahkiri dengan ungkapan terima kasihnya kepada sang istri, Michelle, dan kedua putrinya. Saat menyebut nama Michelle, Obama tampak emosional dan harus menenangkan diri sejenak.
"Selama 25 tahun terakhir ini, kamu tidak hanya seorang istri bagi saya, tetapi juga teman terbaik. Kamu mengambil peran yang tidak diminta sebelumnya. Kamu mampu melaksanakannya dengan baik dan dengan sedikit gaya. Kamu membuat Gedung Putih menjadi milik semua warga. Mereka melihat kamu sebagai role model. Kamu membuatku bangga. Negara juga bangga padamu," ucap Obama sambil terisak.
(Rifa Nadia Nurfuadah)