HONOLULU – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai perjalanan keliling Asia untuk membangun hubungan diplomatik dan menggalang dukungan dalam menekan Korea Utara (Korut) terkait ambisi nuklirnya. Di tengah ketegangan yang semakin meninggi dengan Pyongyang, Trump diyakini akan menunjukkan sikap bersatu dengan Jepang dan Korsel sementara menekan China untuk bertindak lebih kepada terhadap Korut.
BACA JUGA: Sambangi Jepang, Ini Cara Trump Tunjukkan Simpati kepada Keluarga Korban Penculikan Korut
Selama 12 hari perjalanannya, Trump akan mengunjungi Jepang, China, Korea Selatan (Korsel), Vietnam dan Filipina. Perjalanan Trump adalah tur keliling Asia terpanjang yang pernah dilakukan Presiden AS dalam setidaknya 25 tahun terakhir.
Diwartakan BBC, Sabtu (4/11/2017), sebelum bertolak ke Asia, Trump terlebih dahulu singgah di Hawaii untuk menerima pengarahan dari Komando Pasifik AS. Dia juga akan mengunjungi Peringatan USS Arizona di Pearl Harbor - tempat kejadian serangan Jepang tahun 1941 yang menarik AS ke dalam Perang Dunia Kedua.
Dari Hawaii, Trump dan Ibu Negara Melania akan bertolak menuju Jepang untuk bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe sebelum melanjutkan perjalanan ke Korsel. Di Negeri Ginseng, Trump akan mengunjungi Kamp Humphrey, sebuah kompleks militer AS di Ibu Kota Korsel, Seoul. Namun Trump mengatakan bahwa dia tidak akan mengunjungi zona demiliterisasi (DMZ) yang membatasi Korsel dan Korut.