Kelompok Bersenjata Sandera Warga Papua, Kapolri: Mereka Gunakan Strategi Serang Sambil Lari

Badriyanto, Jurnalis
Kamis 09 November 2017 16:28 WIB
Kapolda Papua, Boy Rafli Amar saat melepas tim penanggulangan KKB (Foto: Saldi Hermanto/Okezone)
Share :

JAKARTA - Kapolri Jenderal HM Tito Karnavian angkat bicara menyoal kasus sandera terhadap sebanyak 1.300 orang di Desa Kimbely dan Banti, Mimika, Papua yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Menurutnya, KKB itu merupakan kelompok lama yang sudah ada sejak dirinya menjabat sebagai Kapolda Papua.

Tito mengatakan, jumlah dari pasukan mereka juga tidak banyak, hanya diperkirakan 20 hingga 25 orang. Itu pun tidak semuanya memiliki senjata, hanya berkisar maksimal 10 pucuk senjata, strategi yang digunakan juga sistem menyerang sambil lari.

"Sebenarnya enggak banyak kelompok ini, paling 20 atau 25 orang. Senjatanya lima sampai sepuluh pucuk, mereka menggunakan metode hit and run," ucap Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (9/11/2017).

(Baca Juga: Kelompok Bersenjata Sandera 1.300 Warga dari 2 Desa di Papua)

Tito menjelaskan, KKB dengan orang-orang yang disandera itu mayoritas memiliki profesi yang sama, sebagai pendulang yakni orang yang kesehariannya mengais limbah emas PT Freeport Indonesia yang mengalir di Kali Kabur. Masyarakat yang menjadi anggota KKB ini kadang-kadang memeras warga.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya