"Kalau dibiarkan, ini bahaya untuk ketersediaan bahan pangan terutama beras. Jadi, sawah harus tetap menjadi sawah, tidak boleh diubah untuk keperluan lain," ujarnya.
Kepedulian Dedi kepada sawah bukanlah tanpa alasan. Ia yang lahir dan dibesarkan di lingkungan petani memahami betul, meskipun satu wilayah hanya memiliki satu petak sawah kecil, namun petak sawah tersebut menjadi tonggak untuk menghidupi banyak keluarga.
"Kemandirian pangan kita bisa terbangun walaupun kita hanya berangkat dari satu kotak sawah kecil. Justru, kuatnya bangsa kita ada pada kemandiriannya," katanya.
Lebih lanjut, Dedi memaparkan bahwa sawah juga berfungsi sebagai pemenuhan gizi keluarga. Menurutnya, satu petak sawah tak hanya menghasilkan padi, tapi juga lauk pauk yang terdiri dari individu yang juga hidup di dalam sawah.
"Di sawah itu bukan hanya padi loh, ada tutut, ikan gabus, belut, kangkung dan genjer bisa tumbuh. Kalau petani kreatif kan bisa sambil menanam kacang atau sayuran lain. Saya kira ini penting untuk pemenuhan gizi petani kita," ujarnya.