"Kami mohon maaf dari penyelenggara, syuting ini kita memerlakuan waktu, apalagi menggangu kemarin (Sabtu) dan Minggu lalu kita lihat TKP-nya," ungkap Setyo di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (22/4/2018).
Setyo menjelaskan, film dokumenter itu nantinya diharapkan dapat dijadikan edukasi dan pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap teror yang ancamannya bisa terjadi kapan dan dimana saja.
"tentunya (film 22 menit) dalam rangka sosialisai anti terorisme," kata dia.
Adapun pembuatan film tersebut menggunakan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR). Namun begitu, setyo kurang mengetahui secara rinci CSR perusahaan apa yang membantu pembuatan film tersebut.
"Sudah ada (izin dari Kapolri)," tegas Setyo.