Salah satu daerah terparah adalah Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, dengan ratusan rumah yang berada di pinggir pantai hancur.
Nursanah, salah seorang warga desa yang mengungsi di hutan mengatakan mereka masih trauma.
"Kami masih trauma, apalagi dengar gemuruh Krakatau (Gunung Anak Krakatau) setiap malam semenjak tsunami," katanya Nursanah.
Ia mengatakan dia dan keluarga akan menumpang di rumah kerabat, setelah masa genting ini berakhir.
"Kalau minta bantuan, minta apa? Rumah tidak ada? Mau masak di mana?" kata Nursanah. Dia mengatakan tak ingin tinggal di pesisir lagi.
(Qur'anul Hidayat)