JAKARTA - Penetapan status Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda dari Waspada menjadi Siaga akibat terus erupsi berdampak pada jalur penerbangan domestik maupun luar negeri.
Hingga Kamis 27 Desember 2018 sore, ada sembilan jalur penerbangan yang melintas di atas gunung tersebut dialihkan ke jalur lain. Enam dari sembilan rute penerbangan tersebut adalah tujuan internasional dan tiga rute penerbangan domestik.
Baca juga: Bagaimana Kesiapan Warga jika Kembali Terjadi Tsunami Selat Sunda?
Manager Perencanaan dan Evaluasi AirNav Indonesia, Tory Tri Rukmono mengatakan, dampak erupsi Anak Gunung Krakatau dan dinaikannya status gunung tersbeut menjadi Siaga sangat berdampak pada traffic penerbangan dengan rute penerbangan khususnya yang melintasi Anak Gunung Krakatau.
“Ada sembilan jalur penerbangan yang terdampak dialihkan rute penerbangannya. Enam di antaranya rute penerbangan internasional dan tiga rute penerbangan domestik dengan pengalihan jalur yang melintasi arah barat luar dari Anak Gunung Krakatau,” kata Tory.
Sejauh ini, erupsi gunung tersebut terus terjadi, sehingga diharapkan kewaspadaan bagi para pengguna jalur penerbangan terkait notam atau Notice Of Airman berlaku selama delapan jam.
Baca juga: Soal Mitigasi Bencana, Fahri Hamzah Usul Indonesia Punya Satelit Pemantau Kerak Bumi
Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) menjelaskan perihal naiknya status Gunung Anak Krakatau dari level Waspada ke Siaga.
Sekretaris Bidang Geologi KESDM, Antonius Ratdomopurbo menjelaskan, aktivitas di Gunung Anak Krakatau dalam 24 jam terakhir menunjukkan perubahan-perubahan yang menyebabkan peningkatan status tersebut.
Baca juga: DPR: Mitigasi Bencana di Indonesia Masih Lemah
"Anak Krakatau itu kan ada dua belegarnya (letusan) tremornya, itu proses magma keluar dari kawahnya. Jadi kalau ada blegar-blegar (letusan) itu 14 kali per menit, dalam semenit tiap 5 detik udah gelegar-gelegar (letusan) Anak Krakatau udah meletus dengan cara meletus-meletus terus, magma terlimpah keluar dan menyentuh air," katanya di Gedung KESDM, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Ratdomopurbo menjelaskan, letusan yang terdengar tim di lapangan tepatnya dari Pantai Anyer dan Lampung, memperlihatkan adanya magma yang keluar. Belum lagi, letusan tersebut menuju ke arah Tenggara. Karenanya, kemudian Badan Geologi KESDM menyimpulkan radius 5 kilometer tergolong aman. (Sukron-iNews.id)
(Fakhri Rezy)