QUITO - Ekuador mengklaim pihaknya telah mendapatkan 40 juta serangan siber yang ditujukan ke situs lembaga pemerintahan sejak pendiri Wikileaks Julian Assange ditangkap di Kedutaan Besar Ekuador di London.
Patricio Real, wakil menteri teknologi informasi dan komunikasi Ekuador, mengatakan serangan-serangan itu berasal dari Amerika Serikat, Brasil, Belanda, Jerman, Rumania, Prancis, Austria dan Inggris, serta dari dalam negeri, lapor AFP.
Assange ditangkap dan dibawa keluar dari kedutaan Ekuador di London pada Kamis (11/4/2019) setelah Presiden Ekuador Lenin Moreno menghapus perlindungan diplomatiknya setelah tujuh tahun tinggal di gedung itu.
Moreno menuduh Assange mencampuri "proses negara lain" dan "memata-matai."
Selain membalik status suaka Assange, Ekuador menanggalkan kewarganegaraan yang diberikannya pada 2017 yang diberikan mantan Presiden Ekuador, Rafael Correa.
Javier Jara, wakil menteri kementerian telekomunikasi, mengatakan negara itu telah mengalami "serangan volumetrik" yang memblokir akses ke internet menyusul ancaman dari kelompok-kelompok yang terkait dengan Julian Assange.
Baca: Presiden Ekuador Jelaskan Alasannya Cabut Suaka Pendiri Wikileaks, Julian Assange
Baca: Cabut Suaka Pendiri Wikileaks, Presiden Moreno Disebut "Pengkhianat Terbesar Ekuador"
Situs yang paling terkena serangan siber adalah kementerian luar negeri, bank sentral, kantor presiden, layanan pendapatan internal, dan beberapa kementerian dan universitas.
Namun tidak satu pun dari lembaga-lembaga itu melaporkan adanya pencurian informasi atau penghapusan data.
(Rachmat Fahzry)