BEIJING - Dua pejabat di China telah dicopot dari jabatan mereka setelah seorang remaja dengan cerebral palsy meninggal ketika ayahnya, dan pengasuhnya satu-satunya, dikarantina karena dicurigai terinfeksi virus korona.
Yan Cheng (16), ditemukan tewas pada Rabu, 3 Februari 2020, sepekan setelah ayah dan kakaknya ditempatkan di karantina. Menurut laporan, Cheng hanya dua kali diberi makan selama masa itu.
Sekretaris Partai Komunis China setempat dan wali kota di Kota Huajiahe telah diberhentikan karena kasus ini, demikian diwartakan BBC, Selasa (4/2/2020).
BACA JUGA: Terinfeksi Virus Korona, Seorang Ibu di China Lahirkan Bayi yang Sehat
Kisah Yan Cheng telah menjadi tren di situs web media sosial.
Keluarga Cheng tinggal di Provinsi Hubei yang menjadi pusat penyebaran virus korona.
Menurut laporan media setempat, ayah remaja itu mem-posting di Weibo, media sosial seperti Twitter di China, memohon bantuan dan menjelaskan bahwa putranya dibiarkan sendirian tanpa makanan atau air.
Cerebral palsy adalah nama untuk sekelompok kondisi yang muncul pada anak usia dini, dan memengaruhi gerakan dan koordinasi. Gejalanya bervariasi, dan dapat meliputi tremor, otot kaku atau lemah, masalah menelan, dan masalah dengan penglihatan, bicara dan pendengaran. Mereka yang terkena dampak mungkin mengalami cacat dan tak dapat bergerak..
Pejabat China sebelumnya mengumumkan bahwa penyelidikan akan dilakukan terhadap kematian bocah itu.
BACA JUGA: Sedikitnya 425 Korban Meninggal Akibat Wabah Virus Korona, Lebih dari 20.000 Terinfeksi
Berdasarkan laporan terakhir sedikitnya 425 orang telah meninggal akibat wabah virus korona di China, dan lebih dari 20.000 kasus infeksi virus telah dikonfirmasi. Lebih dari 150 kasus telah dikonfirmasi di luar China, termasuk satu kematian di Filipina.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan jumlah kasus yang kemungkinan akan meningkat lebih lanjut, dan otoritas Cina telah memperkenalkan sejumlah langkah untuk mencoba menghentikan penyebaran virus.
(Rahman Asmardika)