Ia menerangkan, satu hal lagi yang penting dilakukan oleh Tim Survei BMKG adalah sosialisasi kepada masyarakat dengan memberikan penjelasan seputar mitigasi gempa bumi, cara selamat saat terjadi gempa, serta menenangkan masyarakat.
"Gempa Sukabumi ini termasuk tipe II, di mana gempa diawali dengan gempa pendahuluan, selanjutnya terjadi gempa utama, dan kemudian diikuti gempa susulan," jelas dia.
Rahmat menjelaskan, sebelum terjadi gempa utama (main shock) dengan berkekuatan M5,1 pada pukul 17.18 WIB, didahului aktivitas gempa pendahuluan (foreshock) bermagnitudo 3,1 pada pukul 17.09 WIB.
Setelah terjadi gempa utama, selanjutnya diikuti gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan magnitudo 2,4 pada pukul 18.06 WIB.
"Ada beberapa pembelajaran yang dapat diambil dari kasus gempa Sukabumi ini. Pertama, di wilayah Indonesia ternyata masih banyak sebaran sesar aktif yang belum teridentifikasi dan terpetakan strukturnya dengan baik. Identifikasi dan pemetaan sesar aktif ini sangat penting untuk kajian mitigasi dan perencanaan wilayah," ujarnya.