SITUBONDO – Kepolisian terus bergerak memeriksa sejumlah orang dan saksi usai adanya perusakan rumah milik LT (65), warga Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, yang dituduh menjalankan praktik dukun santet.
"Ada beberapa nama terduga pelaku perusakan yang disebutkan oleh saksi, tapi semuanya masih kami dalami," ujar Kapolres Situbondo AKBP Sugandi, Jumat 1 Mei 2020.
Baca juga: Diduga Dukun Santet, Rumah Warga di Situbondo Dirusak Massa
Ia menambahkan, kasus perusakan rumah dan harta benda milik LT itu nantinya dinaikkan statusnya menjadi penyidikan. Sejauh ini kepolisian telah memeriksa setidaknya delapan saksi yang mengetahui kejadian tersebut, termasuk dari keluarga LT.
"Saksi yang periksa ada delapan orang. Masih akan kami mintai keterangan beberapa saksi lagi untuk mendalami. Tapi untuk dugaan nama (pelaku) sudah dikantongi. Masih kita dalami," bebernya.
Berdasarkan keterangan korban dan para saksi, tuduhan dukun santet kepada LT kembali muncul setelah dia dan keluarga kembali ke rumah. Sebelumnya LT sengaja pergi untuk menghindari isu tuduhan praktik dukun santet yang dialamatkan warga kepadanya.
"Kami akan proses kasus ini dengan hukum yang berlaku. Kami masih pelajari dan dalami terkait itu (kronologi perusakan dan tuduhan santet), termasuk kemungkinan ada aktornya," tutur dia.
Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Situbondo untuk mencarikan jalan keluar, sekaligus mengedukasi warga desa supaya tidak terpengaruh tuduhan dukun santet.
"Makanya kami minta semua terlibat, termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama juga diperlukan, karena bagaimanapun korban ini kan sudah lama menempati rumahnya itu," terangnya.
Sebelumnya pada Selasa malam kemarin puluhan warga Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, merusak rumah yang dihuni LT dan keluarga. Massa berdalih LT melakukan praktik dukun santet sehingga memicu amarah warga.
Meski rumah dan harta bendanya rusak menjadi sasaran amukan warga, LT bersama istrinya WN (55), anaknya, dan cucunya berhasil menyelamatkan diri dibantu perangkat desa setempat. Kini mereka tinggal Wisma Rengganis Situbondo dengan pengamanan ketat dari pihak kepolisian.
(Hantoro)