Genjot Pengayaan Uranium, Iran Kini miliki Cadangan 12 Kali Lipat dari Batas

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 13 November 2020 09:38 WIB
Presiden Iran Hassan Rouhani. (Foto: Reuters)
Share :

TEHERAN - Iran sekarang menyimpan uranium yang diperkaya lebih dari 12 kali dari jumlah yang diperbolehkan berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015, kata Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

Menurut IAEA, stok uranium kadar rendah yang dimiliki Iran telah mencapai 2.442,9 kg bulan ini, padahal batas yang ditetapkan adalah 202.8 kg.

Laporan tersebut sontak membuat Raja Salman dari Arab Saudi, rival Iran di kawasan, menyerukan agar masyarakat internasional "bersikap tegas" terhadap Iran.

BACA JUGA: Peringati 5 Tahun Kesepakatan Nuklir, Iran Siap Pertahankan JCPOA

Iran selama ini selalu menegaskan program nuklirnya hanya untuk tujuan-tujuan damai.

IAEA juga mengatakan penjelasan Iran tentang keberadaan materi nuklir di suatu lokasi yang namanya tidak disebutkan itu "tidak dapat dipercaya".

Penilaian itu dikeluarkan sesudah Duta Besar Iran untuk IAEA, Gharib Abadi, mengatakan "semua komentar yang buru-buru seharusnya dihindari", dan menambahkan: "Pendekatan sedang dijalin dengan tujuan merampungkan pemecahan atas masalah ini."

 

Apa isi laporan pengawas nuklir?

Dalam laporan terbaru yang diberikan kepada negara-negara anggota, Badan Tenaga Atom tidak merinci lokasi penemuan bahan nuklir di Iran.

Seorang sumber yang namanya tidak disebutkan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tidak ada indikasi lokasi yang dimaksud itu digunakan untuk memproses uranium, melainkan mungkin digunakan untuk menyimpan uranium.

Ditambahkan oleh IAEA, Iran terus melakukan pengayaan uranium hingga pada tingkat kemurnian 4,5% padahal ambang batas yang ditetapkan dalam perjanjian hanyalah 3,6%.

Pada tahap ini, badan pengawas nuklir itu masih menganalisis sampel yang diambil pada September dari dua bekas lokasi yang dicurigai digunakan untuk memproses nuklir. Dua tempat itu dibuka bagi inspektur IAEA tahun ini.

BACA JUGA: Iran Kembali Ambil Langkah Mundur dari Kesepakatan Nuklir 2015

Tahun lalu, Iran mulai melanggar perjanjian nuklir secara sengaja dan terang-terangan. Perjanjian tahun 2015 tersebut dibuat antara Iran dengan China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat (AS).

Di dalamnya diatur mengenai pencabutan sanksi-sanksi internasional terhadap Iran sebagai imbalan atas pembatasan kegiatan nuklir di negara itu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya