Dari data ini terungkap hanya 5.374 (4,0 persen) pasien yang dites positif. Lalu hanya 359 (6,7 persen) yang dirawat di rumah sakit, dengan 99 membutuhkan perawatan intensif.
Delapan dari pasien yang terinfeksi (0,15 persen) kemudian meninggal. Para peneliti mengatakan enam korban yang meninggal adalah pasien dengan penyakit penyerta kompleks yang sudah ada sebelumnya.
Penelitian ini menunjukkan beberapa faktor tertentu ikut meningkatkan kemungkinan hasil tes positif. Misalnya, orang dengan riwayat masalah jantung 18 persen lebih mungkin untuk terkena Covid-19 dan riwayat kesehatan mental dikaitkan dengan peningkatan risiko 20 persen. Namun, riwayat asma atau kondisi pernapasan lainnya tidak dikaitkan dengan peningkatan hasil tes positif.
Dikutip Daily Mail, dari penelitian ini juga diketahui anak-anak kulit putih hanya menyumbang 40 persen dari kasus positif. Sedangkan, anak-anak Hispanik, kulit hitam dan Asia merupakan jumlah yang sangat tinggi dari mereka yang terinfeksi.
“Meskipun pasien kulit hitam, Hispanik, dan Asia secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk menjalani tes, kelompok-kelompok ini memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan hasil tes yang positif,” tulis para peneliti dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Paediatrics.
Anak-anak kulit hitam 2,66 kali lebih mungkin terkena virus korona. Disusul anak-anak Hispanik dan Asia 3,75 dan 2,04 kali lebih mungkin untuk terinfeksi.