Sumbangan yang mengalir tercatat mencapai lebih dari 700.000 poundsterling (Rp13,4 miliar). Namun saat perjalanan, saudara iparnya Roger, 62, meninggal karena Alzheimer.
(Baca juga: Sungguh Mulia, Lelaki Ini Mengajak Tunawisma Tinggal di Halaman Depan Rumahnya)
“Saat mendayung, saya menerima pesan yang menghancurkan hati dari orang-orang yang memiliki pengalaman serupa dengan saya, dengan Roger,” terangnya.
Selama perjalanan ia harus menghadapi gelombang setinggi 1,6 meter persegi. Perahu yang memiliki setengah ton dengan perbekalan dan makanan, sering kali didorong kembali ke tempat ia memulai hari dengan kecepatan angin 25 meter per jam.
“Anda tidak dapat mendayung melawan angin dengan perahu tunggal karena Anda terkadang harus berhenti tidur, dan ketika Anda menghentikannya, Anda akan terjengkal,” terangnya.