Tahun Baru Imlek, Kekhawatiran Perempuan Asia saat Santap Bersama Keluarga

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 12 Februari 2021 07:44 WIB
Tahun Baru Imlek (Foto: Reuters)
Share :

  • Pulih dan kambuh

Kecewa dengan kurangnya dukungan psikologis bagi putrinya di Korea, Julia dan suaminya lalu pindah sekeluarga ke belahan dunia lain, Amerika Serikat, agar anak mereka bisa dirawat oleh tenaga spesialis di Unit Gangguan Makan University of San Diego, yang menggunakan pendekatan terapi berbasis keluarga.

"Ada ahli gizi, dokter anak, terapis seni, psikiater, psikolog, dan para pakar lainnya yang bekerja bersama-sama sehingga membuat saya terinspirasi," kata Julia.

Namun ketika mereka tiba, Julia diberi tahu bahwa putrinya menderita bradikardia, atau detak jantung melemah, sehingga dirawat di rumah sakit selama 13 hari. Akhirnya, setelah selesai diopname, perawatan oleh tim spesialis tersebut bisa dimulai.

Setelah berada di AS selama lebih dari sebulan dan dilengkapi oleh sejumlah alat yang mereka pelajari selama berada di unit spesialis tersebut, keluarga Julia kembali ke Korsel. Melalui sejumlah cara, termasuk tidak berolahraga dan tidak boleh makan sendirian tanpa diawasi, berat badan putrinya naik mencapai 53 kg dan mulai menstruasi lagi.

Julia pun memutuskan menyewa instruktur les privat tari dari Paris sehingga putrinya bisa mulai menari lagi.

Dia mendukung putrinya untuk secara bertahap keluar rumah dan mendaftar ke kampus tari di AS.

Sedangkan Julia pergi ke London untuk belajar di Pusat Nasional Gangguan Makan sehingga dia bisa lebih siap untuk membantu putrinya secara mental.

Namun, putri Julia menghadapi kenyataan yang sulit saat belajar di AS. Impian untuk menjadi penari sulit digapai dan dia pun kambuh lagi. Disertai tekad yang kuat, dia pulang ke Korsel.

Putri Julia lalu menjadi depresi, mulai makan berlebihan dan mulai mengalami pikiran-pikiran menyakitkan yang pernah menghinggapinya. Itulah kondisi yang muncul saat merasa hidupnya berada di tahap yang paling sulit.

Namun, dengan ikut berbagai kegiatan dan kelas di Korsel, Julia mendukung putrinya untuk memulihkan hidupnya.

"Menurut saya, sifat tulusnya yang ingin membantu dan berbuat baik bagi orang lain memiliki dampak positif bagi pemulihannya," kata Julia mengenai putrinya itu.

Dia lalu mulai memberi les tari di gerejanya, menekuni seni, dan tertarik pada psikologi. Kini, Julia menggambarkan putrinya itu telah berkembang dengan"kehidupan yang baru dan tak terduga." Dia pun berharap bisa menempuh karier sebagai pembaca berita di televisi atau psikolog.

"Gangguan makan itu sangat manipulatif dan menimbulkan trauma bagi keluarga. Meski jalannya menyakitkan, saya tahu bahwa ini yang membuat kami bertumbuh dan mempersatukan keluarga kami," kata Julia.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya