OpenStreetMap didirikan pada 2006 mengikuti model Wikipedia, sehingga siapapun bisa membuat, memperbarui dan mengedit peta.
Langkah pertama untuk membuat peta ini adalah dengan menyusun gambar-gambar satelit dan diubah menjadi peta.
Faktor kuncinya adalah penduduk setempat ikut membantu mengidentifikasi gedung-gedung dan tempat-tempat penting yang tak bisa diperkirakan dari gambar satelit.
Inilah yang dilakukan Tawanda di Zimbabwe saat ia bekerja sama dengan Google, walaupun proses raksasa internet itu berbeda dengan OpenStreetMap.
OpenStreetMap mengatakan tujuan mereka bukan komersial dan informasi dari penduduk setempat merupakan elemen penting. Informasi penting ini termasuk submer air, saluran pembuangan dan informasi tentang dokter-dokter di sekitar.
"Salah satu kekuatan OpenStreetMap adalah kita dapat menandai satu tempat dengan sejumlah nama, seperti nama lokal, nama resmi, nama terkait budaya dan sejarah, dengan berbagai ejaan dan dalam berbagai bahasa. Memadukan informasi lokal lebih akurat," kata Rebecca Firth dari badan amal OpenStreetMap.
Target keseluruhan adalah memperoleh peta jalan secara rinci mencakup sekitar satu miliar orang yang tinggal di daerah yang rentan bencana di 94 negara.
Untuk menciptakan peta ini, para sukarelawan dilatih menggunakan aplikasi di telpon pintar dan terkadang drone serta kamera canggih untuk membentuk peta yang lengkap.