"PBB berkomitmen untuk tinggal dan melahirkan di Afghanistan. Para pekerja bantuan, khususnya wanita, menghadapi peningkatan serangan dan pelecehan saat mereka melakukan pekerjaan mereka," terangnya.
"Pihak-pihak dalam konflik di Afghanistan sangat didesak untuk melindungi warga sipil, pekerja bantuan, dan infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit, sesuai dengan hukum humaniter internasional," lanjutnya.
Seperti diketahui, setelah konflik selama beberapa dekade, Afghanistan dipenuhi dengan ranjau dan persenjataan yang tidak meledak dan badan-badan telah bekerja untuk membersihkannya pada tahun-tahun sejak Taliban digulingkan pada tahun 2001.
Kekerasan telah meningkat di Afghanistan sejak Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana pada April untuk menarik semua pasukannya pada 11 September mendatang.
Taliban memerangi pasukan pemerintah di 26 dari 34 provinsi, dan pemberontak baru-baru ini merebut lebih dari 10 distrik.
Dalam insiden lain, kementerian pertahanan mengatakan sebuah helikopter tentara Afghanistan jatuh di provinsi Wardak, di sebelah barat Kabul, pada Rabu (9/6), menewaskan tiga anggota awak di dalamnya.
Taliban mengatakan para pejuangnya telah menembak jatuh helikopter itu tetapi kementerian itu mengatakan helikopter itu berusaha melakukan pendaratan darurat setelah mengalami masalah teknis ketika jatuh.
(Susi Susanti)