Kisah Istri Veteran Angkatan Darat yang Berjuang Tinggalkan Afghanistan

Antara, Jurnalis
Senin 30 Agustus 2021 06:34 WIB
Evakuasi warga keluar dari Afghanistan (Foto: Reuters)
Share :

Sejumlah tentara AS meminta mereka pindah ke gerbang yang lain.

"Dia menderita beberapa luka akibat pukulan itu. Orang-orang saling dorong dan berdesakan. Saya bilang ke dia untuk tidak menyerah," kata Wright.

Mereka pun sampai di gerbang kedua. Namun pasukan AS lagi-lagi menolak mereka masuk karena visa Afzali belum disetujui.

Sogge menyuruh Afzali lewat pesan teks untuk bertahan karena dia telah memberitahu Wright bagaimana Afzali harus berbicara kepada tentara.

"Saya mengajarinya," kata Sogge.

"Apa yang harus dikatakan istrinya ketika sampai di gerbang dan bagaimana menekankan bahwa dia adalah istri yang sah dari anggota militer dan warga Amerika, dan dia membawa sertifikat pernikahan. Saya merasa, Inilah yang harus dia sampaikan, dan bahwa dia memiliki kasus SIV yang tertunda,” ungkapnya.

Dia meminta Wright memberitahu istrinya untuk bersikap sopan dan gigih.

Dan itu dilakukan ketika Wright meminta Afzali menyerahkan ponselnya ke tentara AS.

Ketika Afzali dan penerjemahnya berhasil masuk dengan selamat, Sogge mengatur penerbangan untuk mereka. Saat itu, kata Wright, tujuan mereka tidak diketahui.

"Dia menelepon saya pagi ini," kata Wright pada Jumat (27/9).

"Dia ada di Jerman,” tambahnya.

Sementara itu, tidak diketahui pasti berapa jumlah kerabat dari warga AS yang belum keluar dari Afghanistan akibat kekacauan di bandara Kabul sebelum misi evakuasi berakhir pada Selasa.

Mereka dan warga Afghanistan yang bekerja pada AS berisiko menjadi sasaran pembalasan Taliban yang kini menguasai Afghanistan.

Banyak dari mereka yang mendatangi bandara melalui pos-pos pemeriksaan Taliban dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Mereka harus meninggalkan kerabat tercinta atau membahayakan hidup mereka jika tetap tinggal, kata aktivis jaringan ad hoc yang membantu mereka keluar dari negara itu.

"Kami berurusan dengan banyak kasus keluarga yang terpaksa berpisah atau diberitahu bahwa hanya anggota keluarga pemegang paspor biru (AS) dan kartu hijau yang dibolehkan masuk," kata Stacia George, mantan pejabat USAID.

Beberapa orang terpaksa meninggalkan anak-anak pada kerabat mereka meski anak-anak itu berhak menjadi warga AS.

Sebagian yang lain bisa menitipkan anak-anak mereka pada anggota keluarga orang Amerika atau pemegang kartu hijau.

Joe McReynolds, seorang advokat pengungsi, mengatakan dia telah mendokumentasikan belasan kasus tentara AS kelahiran Afghanistan --masih aktif atau pensiun-- yang berjuang mendapatkan Visa Imigrasi Khusus (SIV) bagi kerabat mereka.

"Jika tentara itu ada di Afghanistan, kami mungkin bisa membawa kerabatnya," terangnya.

McReynolds menambahkan ada satu kasus yang seperti itu, namun dia menolak menjelaskan lebih rinci karena alasan keamanan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya