“Ini adalah kepahlawanan khusus untuk memprotes sementara kota Anda diduduki sementara. Ini membuktikan bahwa sifat pendudukan adalah artifisial dan tidak dapat diterima. Orang-orang Ukraina bersatu di semua kota dan menyuruh penyerang pergi,” ujarnya.
“Setiap jengkal tanah yang dimenangkan kembali oleh protes adalah langkah menuju kemenangan kita. Ukraina di semua kota yang diduduki, -- menyerang, memprotes di jalanan. Kita perlu mengusir musuh dengan setiap kesempatan agar apa yang baru disebut “DPR” dan “LPR” tidak terjadi,” lanjutnya.
“Donbass, ingat kata-kata terkenal: "Tidak ada yang pernah berlutut Donbass, dan tidak ada yang mau". Donbass, kami mengucapkan kata-kata ini kepada semua orang yang dapat mendengar kami di wilayah pendudukan: berjuang untuk kebebasan bersama dengan seluruh Ukraina. Anda diberitahu bahwa Ukraina diduga membenci Anda dan ingin menghancurkan Anda. Ini adalah cuci otak TV Rusia. Jangan percaya! Bandingkan saja Donetsk setelah 8 tahun perang dan Kharkiv setelah 8 hari perang. Anda diberitahu bahwa Ukraina menghancurkan kota-kota, tetapi lihatlah Kharkiv, Chernihiv kota-kota lain setelah serangan terang-terangan Rusia. Pertahankan dirimu dan rumahmu, jika tidak Rusia akan mengambil rumah dan nyawamu,” tambahnya.
(Susi Susanti)