“Penandatanganan perjanjian damai hanya dapat mengakhiri fase aktif konflik. Namun, saya ragu bahwa perang akan berakhir di sana untuk Ukraina. Tidak setelah semua yang telah kita lalui,” terangnya.
Delegasi Rusia dan Ukraina diketahui telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan sejak awal permusuhan yang sedang berlangsung akhir Februari lalu. Negosiasi belum membuahkan hasil yang nyata, kecuali Kiev dan Moskow menemukan kesamaan dalam mengatur koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari zona perang.
"Kemajuan yang signifikan" dalam pembicaraan damai dilaporkan oleh Financial Times (FT) pada Rabu (16/3). Surat kabar itu mengklaim kedua belah pihak sedang mendiskusikan rencana rancangan 15 poin, yang melibatkan penarikan pasukan Rusia dan Ukraina menjadi negara netral di bawah perlindungan Barat.
Laporan tersebut dibantah oleh Moskow. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutnya sebagai laporan palsu dan berjanji untuk memperbarui publik jika ada terobosan aktual dalam negosiasi yang dicapai. Kiev juga menolak laporan FT. Podolyak mengklaim rencana 15 poin mencerminkan tuntutan Moskow dan tidak lebih.