Mereka yang berhasil lolos dari pembicaraan Mariupol tentang kengerian yang tak terbayangkan. Laporan langsung tentang mayat-mayat yang tergeletak di jalan-jalan, rumah-rumah yang hancur. Dengan membawa kenangan itu, mereka menempatkan jarak fisik sejauh mungkin antara diri mereka sendiri dan apa yang mereka lalui.
Di sebuah kafe di pusat kota Dnipro, yang mendapat kecaman Rusia, kami bertemu Oksana Gusak. Dengan suaminya Andrii, dan orang tuanya, Oksana melarikan diri dari Mariupol minggu lalu melalui jalan-jalan yang ditambang dan selusin pos pemeriksaan tentara Rusia yang bermusuhan.
Minum segelas air saja kini sudah terasa seperti kemewahan bagi Oksana, setelah mereka kehabisan segalanya di Mariupol. Suaminya, Andrii, memberi tahu BBC tidak ada pasokan air di kota, tidak ada listrik, tidak ada pemanas, dan tidak ada komunikasi sehingga mereka tidak punya pilihan selain pergi.
"Tentu saja kami mengambil risiko, tetapi pada saat itu saya tidak peduli apakah saya akan mati di Mariupol atau mati saat mencoba keluar," lanjutnya.