DNIPRO - Muslim di Ukraina menghadapi Ramadan yang sulit tahun ini karena perang Rusia di negara itu terus berkecamuk, namun banyak yang berencana menggunakan bulan puasa ini untuk mengumpulkan uang guna mendukung mereka yang membutuhkan.
Persiapan Ramadaan tahun ini sulit dan emosional karena bom jatuh di negara itu dan jam malam diberlakukan, membatasi pergerakan di malam hari ketika keluarga berkumpul untuk berbuka puasa. Selain itu, banyak juga yang harus jauh dari rumah mereka, jaringan dukungan komunitas dan teman-teman akibat perang yang terjadi. Namun, mereka bertekad untuk memanfaatkan periode perayaan dengan sebaik-baiknya.
“Kami harus menyesuaikan semuanya,” kata Niyara Mamutova, seorang Tatar Krimea dan ketua Liga Muslim Ukraina.
Pada hari pertama bulan puasa, dia menyiapkan makan malam berbuka puasa dengan sekelompok keluarga pengungsi yang tinggal bersamanya di pusat Islam di Chernivtsi.
Baca juga: Peringatkan Barat, Putin: Nasionalisasi Aset Adalah Senjata Bermata Dua
“Banyak Muslim pergi ke luar negeri dan mereka yang masih di Ukraina membutuhkan dukungan,” lanjutnya melalui telepon dari kota Ukraina barat tempat dia dipindahkan dari provinsi tenggara Zaporizhzhia, yang sebagiannya berada di bawah kendali Rusia.
Baca juga: Stok Pangan Ukrainia Menipis Usai Digempur Rusia, Indonesia Siap Kirim Bantuan
“Kita harus siap melakukan yang terbaik untuk mendapatkan pengampunan Tuhan, berdoa untuk keluarga kita, jiwa kita, negara kita, Ukraina,” terangnya. Adapun sang suami Muhammet Mamutov, adalah seorang imam.