Pemerintahan Kanselir Jerman Olaf Scholz telah membuat perubahan besar untuk mengirim senjata ke zona konflik, tetapi langkah itu dikritik karena tidak dilakukan lebih cepat. Berlin awalnya ragu-ragu untuk menjanjikan pengiriman senjata berat dan justru menawarkan untuk mengirim pasokan, seperti helm tempur.
Menyusul perubahan kebijakan pemerintah Jerman dan berjanji untuk mendukung Ukraina dengan sistem senjata yang lebih modern, Ukraina berulang kali mengeluh tentang jumlah waktu yang dibutuhkan untuk senjata tiba.
Pemerintah Jerman membela penundaan dengan mengatakan perlu memastikan bahwa pasukan Ukraina menerima pelatihan tentang sistem senjata baru dan bahwa protokol industri pertahanan perlu diubah secara radikal untuk mengakomodasi pengiriman.
Pemerintah Ukraina telah mengimbau sekutu Barat untuk mengirim lebih banyak senjata guna meningkatkan persenjataan era Sovietnya. Kyiv mengatakan akan membutuhkan 1.000 howitzer, 500 tank, dan 1.000 drone untuk membantu mencegah pasukan Rusia.
Scholz mengatakan kepada anggota jika Partai Sosial Demokrat (SPD) bahwa keputusan untuk memasok senjata Jerman ke Ukraina adalah keputusan yang tepat.