"Sebaliknya, dia mencoba mematahkan keinginan Ukraina untuk berperang dengan membom dan membekukan warga sipil agar tunduk," ujarnya.
Dewan Keamanan PBB telah bertemu puluhan kali di Ukraina sejak Februari lalu, tetapi tidak dapat mengambil tindakan yang berarti karena Rusia adalah kekuatan veto, bersama dengan Inggris, China, Prancis, dan Amerika Serikat.
"Mengingat kekacauan dan keputusasaan penduduk yang telah melemah akibat perang selama berbulan-bulan, tidaklah cukup untuk mengadakan lebih banyak pertemuan untuk menginformasikan masyarakat internasional tanpa pernah menawarkan alternatif asli untuk perang," kata Wakil Duta Besar Gabon untuk PBB Edwige Koumby Missambo. Dewan.
"Waktunya telah tiba untuk merundingkan akhir perang," lanjutnya.
Rusia telah meminta dewan bertemu lagi pada Jumat (9/12/2022) untuk membahas senjata dari konflik Ukraina "jatuh ke tangan bandit dan teroris" di tempat lain di Eropa, Timur Tengah (Timteng) dan Afrika.
(Susi Susanti)