MF pun mengelak karena memang ia tak merasa melakukan pencurian tersebut. Namun, setiap kali ia mengelak MF terus dipukuli oleh para santri lainnya, sampai dipaksa mengaku. Kejadian itu ia alami pada Kamis dini hari, 15 Desember hingga menjelang subuh. Perlakuan itu dialaminya secara bergiliran di beberapa area Ponpes dari puluhan santri.
"Dipukuli di seluruh badan, di pelipis dipukul pakai es batu. Sampai luka robek di pelipis, kepala masih benjol. Dipukuli jam 12 sampai setengah 4 pagi. Dipukuli 20 - 30 (santri), di area situ (dalam Ponpes An-Nur 1)," ungkap anak ketiga dari lima bersaudara pasangan suami istri Herdi Arlianto (43) dan Annisa (42).
Usai menerima pemukulan puluhan temannya itu ia lantas paginya pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. MF kabur dari pondok dengan kondisi masih terluka di beberapa bagian tubuhnya.
"Nunggu pagi jam 6, jam 8 langsung pulang. Naik angkut. Kejadiannya Jumat dini hari. Setelah kejadian langsung pulang, nggak pamit. Pulang masih berdarah-darah," ujarnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizky Saputro membenarkan adanya dugaan laporan penganiayaan dari salah satu santri di Ponpes An-Nur 1 Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
"Sudah ada laporan. Pelapor dan korban sudah kami mintai keterangan," kata Wahyu Rizky Saputro saat dikonfirmasi MNC Portal.
(Arief Setyadi )