Panda juga memprediksi bahwa Korea Utara masih akan terus melakukan peluncuran rudal pada 2023. Namun, menurutnya, peluncuran itu bukanlah sebuah uji coba, melainkan latihan, karena Korea Utara bersiap menggunakan senjata-senjatanya tersebut dalam konflik.
Sayangnya, peluang terjadinya perundingan ke arah hubungan yang lebih baik antara Korea Utara dan Selatan, atau pembicaraan lain antara Pyongyang dan Amerika Serikat pada 2023 dinilai sulit terjadi.
Analis Korea Utara Rachel Minyoung mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan sedang mengubah kebijakan luar negerinya secara mendasar.
Sementara Chad O’Carrol, CEO Korea Risk Group, sebuah layanan analisis yang memantau Korea Utara, memperkirakan bahwa ketegangan yang memuncak antara Korea Utara dan Selatan pada 2023 membuat kemungkinan terjadinya konfrontasi langsung antara kedua negara, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, cukup besar.
(Rahman Asmardika)