Serangan Rudal Rusia Hantam Apartemen Dnipro, 30 Orang Meninggal dan 75 Terluka

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 16 Januari 2023 10:14 WIB
Serangan rudal Rusia hantam apartemen di Dnipro (Foto: AP)
Share :

DNIPRO - Korban meninggal akibat serangan rudal Rusia di sebuah blok apartemen di Dnipro naik menjadi 30 orang. Hal ini diungkapkan pejabat Ukraina pada Minggu (15/1/2023), setelah rudal dan ledakan terdengar di seluruh negeri.

Natalia Babachenko, Penasihat kepala administrasi militer regional Dnipropetrovsk mengatakan kepada media Ukraina sedikitnya 75 orang terluka dalam serangan pada Sabtu (14/1/2023), dengan 30 di antaranya masih di rumah sakit.

Dia menjelaskan dua belas dari yang dirawat di rumah sakit tetap dalam kondisi serius, termasuk seorang gadis berusia 9 tahun.

BACA JUGA: Rusia Bombardir Ukraina dengan 69 Rudal, Inggris: Bukti jika Putin Tidak Ingin Perdamaian

Operasi penyelamatan masih berlangsung dan hingga 40 orang mungkin masih berada di bawah reruntuhan.

BACA JUGA:  Rusia Tembakkan 69 Rudal, Militer Ukraina Klaim Tembak Jatuh 54 Rudal

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa "puluhan" orang, termasuk seorang gadis berusia 3 tahun, diselamatkan dari gedung tersebut meskipun sebagian besar lantai "dihancurkan" dalam serangan itu.

Menurut Presiden, 72 apartemen hancur dan lebih dari 230 apartemen rusak dalam serangan pada Sabtu (14/1/2023).

Angkatan Udara Ukraina mengatakan rudal Rusia yang ditembakkan ke blok apartemen di Dnipro adalah Kh-22 – jenis yang sama yang menghantam pusat perbelanjaan yang sibuk di Ukraina tengah musim panas lalu.

Yurii Ihnat, juru bicara angkatan udara Ukraina, mengatakan Kh-22 “ditembakkan dari pembom jarak jauh Tu-22M3, diluncurkan dari daerah dekat Kursk dan Laut Azov.”

“Ada total lima peluncuran rudal ini,” terangnya, dikutip BBC.

Kh-22 adalah jenis rudal jelajah yang lebih tua yang kurang akurat dibandingkan kebanyakan rudal modern.

Di tempat lain, rudal dan ledakan terdengar di mana-mana dari Lviv di barat; Kharkiv di timur laut; Zaporizhzhia dan Dnipro di tenggara; Myokaliv di selatan; dan Kharkiv di timur laut.

Pihak berwenang di Kyiv mengatakan ada "serangan di ibu kota." Menurut kepala administrasi militer wilayah Kyiv, Oleksiy Kuleba. Ledakan terdengar sejak pukul 06.00 waktu setempat.

Wali Kota Vitaliy Klitschko mengatakan serangan menghantam tepi timur kota, tempat beberapa fasilitas listrik berada. Lokasi ledakan yang tepat tidak dapat segera diverifikasi oleh CNN. Kabut tebal menyelimuti sebagian besar kota.

Namun, Oleksandr Pavliuk, seorang komandan tentara Ukraina yang berbasis di Kyiv, mengatakan ledakan di Kyiv tidak disebabkan oleh serangan Rusia.

“Ledakan tidak terkait dengan ancaman dari udara atau pertahanan udara, serta dengan tindakan militer apa pun,” tulis Pavliuk di aplikasi media sosial Telegram yang dienkripsi.

“Jika ada ancaman – Anda akan mendengar alarm. Penyebab ledakan akan dilaporkan secara terpisah.” lanjutnya.

Serangan terbaru Rusia tampaknya menargetkan infrastruktur penting di seluruh Ukraina, karena Kremlin melanjutkan upayanya untuk membatasi kemampuan negara itu untuk memanaskan dan memberi daya sendiri di tengah musim dingin.

Sementara itu, di medan perang, semua mata tertuju pada Soledar, kota dengan nilai strategis kecil yang coba direbut kembali oleh Rusia dengan harapan akan memberikan kemenangan simbolis kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Berbagai unit militer Ukraina mengatakan bahwa Soledar tetap menjadi tempat "pertempuran sengit". Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa pasukannya menguasai kota, meskipun Kyiv membantahnya.

Setelah penilaian luas mengenai situasi di lapangan di Ukraina, beberapa pemerintah Barat telah memutuskan untuk menjawab permintaan Zelensky untuk memasok tank tempur modern ke Kyiv.

Prancis, Polandia, dan Inggris telah berjanji untuk segera mengirim tank untuk digunakan militer Ukraina dalam upayanya melindungi diri dari Rusia. Finlandia sedang mempertimbangkan untuk mengikutinya. Inggris mengatakan berencana mengirim selusin tank Challenger 2 dan sistem artileri tambahan. Polandia berencana mengirim kompi tank Leopard buatan Jerman. Sedangkan Prancis akan mengirimkan AMX 10-RC buatan dalam negeri.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya