Hal lainnya yang menurutnya masih menjadi teladan yakni, catat dan tiru dari Doni Monardo adalah soal kesejahteraan prajurit namun bukan semata-mata soal materi.
“Ambil contoh soal cuti. Dulu, tugas di Paspampres jangan mimpi cuti. Tapi beliau memberikan hak cuti kepada prajuritnya. Hanya saja, cuti harus diatur, tidak semau maunya. Kecuali kalau acara teragenda seperti mau mantu atau nyunatin anak, itu bisa request. Saya merasakan, kebijakan itu sangat membahagiakan prajurit,” ujarnya.
Namun, Doni pindah tugas menjadi Danrem Surya Kencana, Bogor setahun kemudian. Sementara Wahyu masih bertahan di Paspampres. Pada akhirnya Wahyu kembali ke Paskhas menjadi Asops.
Doni Monardo sendiri sudah menjabat Komandan Paspampres, Wahyu menjabat Komandan Grup A. Sebelum pindah, Doni Monardo memanggil dan memberi perintah, “Wahyu, kamu jangan pindah dulu. Saya kasih tugas Dan Satgas Presiden,” ujarnya, menirukan perintah komandannya.
Pada masa transisi dari Presiden SBY ke Presiden Joko Widodo. Penugasan itulah yang menurutnya dinilai sebagai “jalan lurus” menuju karier selanjutnya, hingga akhirnya dipercaya menjadi Komandan Pasukan Baret Biru Muda, penjaga simbol negara.