PORT MORESBY – Militer Amerika Serikat (AS) dapat mengembangkan dan beroperasi dari pangkalan di Papua Nugini (PNG), menurut pakta keamanan penting yang mendukung upaya Washington untuk mengepung China di Pasifik.
Teks lengkap dari kesepakatan itu diajukan di parlemen Papua Nugini pada Rabu, (14/6/2023) malam dan diperoleh oleh AFP, menyoroti detail yang telah dijaga ketat sejak pakta itu ditandatangani pada Mei.
Dengan persetujuan Papua Nugini, AS akan dapat menempatkan pasukan dan kapal di enam pelabuhan dan bandara utama, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan fasilitas di ibu kota Port Moresby.
Washington akan memiliki "akses tanpa hambatan" ke lokasi untuk "memposisikan peralatan, pasokan, dan material terlebih dahulu", dan memiliki "penggunaan eksklusif" dari beberapa zona, tempat pengembangan dan "kegiatan konstruksi" dapat dilakukan.
Dilansir dari Straits Times, perjanjian tersebut membuka pintu bagi Washington untuk membangun jejak militer baru di pelabuhan laut dalam yang berharga secara strategis, pada saat meningkatnya persaingan dengan Beijing.
Bertengger di tepi barat daya Samudra Pasifik, Lombrum di masa lalu telah digunakan sebagai garnisun pasukan Inggris, Jerman, Jepang, Australia, dan AS.