Beberapa orang percaya bahwa Hasina khawatir reputasi Prof Yunus akan melebihi mendiang ayahnya, Sheikh Mujibur Rahman, yang dihormati banyak orang Bangladesh sebagai orang yang memimpin negara mereka menuju kemerdekaan. Dia dibunuh pada 1975.
Prof Riaz mengatakan serangan berkelanjutan rezim terhadap Prof Yunus juga mencerminkan meningkatnya intoleransi terhadap perbedaan pendapat, yang mengancam prinsip-prinsip demokrasi yang mendasarinya.
“Ketergesaan yang tiba-tiba dalam mengajukan kasus dan mencoba untuk mendapatkan persidangan yang cepat menunjukkan bahwa keadilan dan keadilan bukanlah tujuannya, namun menjadikan dia sebagai teladan adalah tujuannya,” terangnya.
“Perilaku seperti itu ditunjukkan setiap hari terhadap aktivis oposisi dan pengkritik pemerintah,” tambahnya.
(Susi Susanti)