Dia mengatakan banjir telah berdampak pada beberapa kota, termasuk Al-Bayda, Al-Marj, Tobruk, Takenis, Al-Bayada, dan Battah, serta pantai timur hingga Benghazi. Sedikitnya 37 bangunan tempat tinggal hanyut ke laut.
“Kami tidak siap menghadapi kehancuran sebesar ini,” ujarnya.
Menurut Mismari, puluhan ribu personel militer telah dikerahkan, namun banyak wilayah yang dilanda banjir masih tidak dapat diakses oleh pekerja darurat.
Aly, juru bicara otoritas Darurat dan Ambulans, mengatakan rumah-rumah di lembah tersapu oleh arus lumpur deras yang membawa kendaraan dan puing-puing.
Saluran telepon di kota terputus, mempersulit upaya penyelamatan, dan para pekerja tidak dapat memasuki Derna karena kerusakan parah.
Aly mengatakan pihak berwenang tidak mengantisipasi skala bencana tersebut.
“Kondisi cuaca tidak dipelajari dengan baik, ketinggian air laut dan curah hujan [we not study], kecepatan angin, tidak ada evakuasi keluarga yang mungkin berada di jalur badai dan di lembah,” ujarnya kepada saluran Al Hurra.
“Libya tidak siap menghadapi bencana seperti itu. Negara ini belum pernah menyaksikan bencana sebesar itu sebelumnya. Kami akui ada kekurangan meski ini pertama kalinya kami menghadapi bencana sebesar itu,” lanjutnya.