Presiden Rusia Klaim Berhasil Uji Coba Rudal Burevestnik Bertenaga Nuklir

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 06 Oktober 2023 06:35 WIB
Presiden Rusia klaim berhasil uji coba rudal bertenaga nuklir (Foto: Reuters)
Share :

RUSIAPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia telah berhasil mengadakan uji coba terakhir terhadap rudal jelajah bertenaga nuklir.

Komentar presiden tersebut muncul setelah juru bicaranya menolak laporan New York Times bahwa pengujian senjata, yang dikenal sebagai Burevestnik, akan segera dilakukan.

Senjata eksperimental tersebut, yang pertama kali diumumkan pada 2018, dipuji karena memiliki potensi jangkauan yang tidak terbatas.

Namun hanya sedikit yang diketahui secara resmi mengenai kemampuannya dan ada laporan bahwa pengujian sebelumnya telah gagal.

Pernyataan Putin belum dikonfirmasi secara independen dan sejauh ini belum ada kabar dari kementerian pertahanan Rusia.

Namun, citra satelit yang beredar bulan lalu menunjukkan bahwa Rusia baru-baru ini membangun fasilitas baru di lokasi pulau terpencil di Arktik, tempat uji coba nuklir Soviet sebelumnya dilakukan.

Gambar-gambar tersebut menunjukkan pekerjaan konstruksi di Novaya Zemlya, sebuah kepulauan di Laut Barents bagian utara.

“Kami sekarang hampir menyelesaikan pekerjaan pada jenis persenjataan strategis modern yang telah saya bicarakan dan saya umumkan beberapa tahun lalu,” kata Putin pada pertemuan di resor Sochi di Laut Hitam pada Kamis (5/10/2023) yang disiarkan langsung di televisi pemerintah.

“Uji coba terakhir yang berhasil telah dilakukan terhadap Burevestnik, rudal jelajah bertenaga nuklir dengan jangkauan global,” ujarnya.

Rudal tersebut, yang diberi nama kode Skyfall oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dilaporkan ditenagai oleh reaktor nuklir, yang seharusnya aktif setelah penguat roket berbahan bakar padat meluncurkannya ke udara.

Namun New York Times mengutip kelompok kampanye pengendalian senjata, Inisiatif Ancaman Nuklir, yang mengatakan bahwa 13 pengujian sistem tersebut sebelumnya antara tahun 2017 dan 2019 semuanya tidak berhasil.

Putin juga mengatakan kepada audiensnya bahwa pengerjaan rudal balistik antarbenua yang disebut Sarmat hampir selesai.

Meskipun Putin telah mengungkapkan hal tersebut secara jelas, dia mengatakan Rusia tidak memiliki rencana untuk mengubah doktrin nuklirnya, namun kebijakan yang menetapkan keadaan di mana pasukannya mungkin menggunakan senjata nuklir.

Dia menambahkan bahwa keberadaan negara Rusia tidak terancam dan tidak ada orang yang berakal sehat dan memiliki ingatan jernih yang akan mempertimbangkan serangan nuklir terhadap negara tersebut.

Namun dia mengindikasikan bahwa Rusia secara teoritis dapat menarik ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif tahun 1996. Ia berargumentasi bahwa karena Amerika telah menandatangani perjanjian tersebut namun tidak pernah meratifikasinya, maka ada kemungkinan bagi Rusia untuk bertindak dengan cara yang sama.

Dalam pertemuan yang sama di Sochi, Putin mengatakan kecelakaan pesawat yang menewaskan pemimpin Grup Wagner Yevgeny Prigozhin pada Agustus lalu bukan disebabkan oleh campur tangan luar seperti serangan rudal.

Dia mengatakan kepala tentara bayaran dan orang lain yang tewas dalam kecelakaan itu ditemukan memiliki "pecahan granat tangan" di tubuh mereka.

“Kepala Komite Investigasi melaporkan hal ini kepada saya beberapa hari yang lalu,” terangnya.

Presiden tidak menjelaskan bagaimana sebuah granat bisa meledak di pesawat, namun menurutnya para penyelidik seharusnya melakukan tes alkohol dan obat-obatan pada tubuh korban kecelakaan.

Belum ada laporan resmi mengenai penyebab kecelakaan itu yang dipublikasikan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya