TURKI - Pidato yang disampaikan oleh Pangeran Turki al-Faisal dari Arab Saudi minggu ini mengenai kekerasan yang terjadi saat ini di Timur Tengah penuh dengan kemarahan. Pidato ini sangatlah jujur bagi seorang anggota senior keluarga kerajaan Saudi.
Hal ini telah diakui secara luas sebagai indikator paling jelas dari pemikiran kepemimpinan Saudi mengenai situasi ini.
Pangeran Turki, seorang negarawan tua yang sangat dihormati di lingkungan Saudi, secara terbuka mengecam Hamas dan Israel karena menyerang warga sipil, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober lalu di Israel selatan dan pemboman Israel di Gaza.
Dia menegaskan tidak ada pahlawan, yang ada hanya korban.
Begitu besarnya kemarahan Arab terhadap serangan udara Israel sehingga Pangeran Turki, yang berpidato di depan audiens Amerika Serikat (AS) di Rice University di Houston, jarang menyuarakan kritik terhadap Hamas dalam kondisi saat ini.
Dia mengatakan tindakan kelompok tersebut bertentangan dengan perintah Islam untuk tidak merugikan warga sipil. Mayoritas dari mereka yang dibunuh atau diculik oleh Hamas adalah warga sipil.
Pangeran Turki, seorang mantan diplomat dan kepala mata-mata yang berhati-hati dan bijaksana, menyeimbangkan kecamannya terhadap Hamas dengan kecaman Israel, yang ia tuduh melakukan pemboman tanpa pandang bulu terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersalah di Gaza dan "penangkapan tanpa pandang bulu terhadap anak-anak, perempuan dan laki-laki Palestina. di Tepi Barat".