Salah satu orang yang diwakili Baker adalah Dalal Abu Amneh, seorang penyanyi dan ahli saraf Palestina terkenal yang ditangkap setelah meminta bantuan polisi pada 16 Oktober lalu.
Dia menerima sejumlah besar ancaman serius atas postingan di halaman Facebook dan Instagram-nya yang memuat kalimat Al-Quran “Tidak ada pemenang selain Tuhan” dan emoji bendera Palestina.
Polisi mengatakan pernyataan itu, menghasut terorisme dan kekerasan. Pengacaranya mengatakan pernyataan itu diposting di halaman Facebook dan Instagram Abu Amneh oleh tim PR-nya dan sejak itu telah dihapus. Baker mengatakan postingan tersebut, yang diterbitkan pada tanggal 7 Oktober malam, setelah serangan teror Hamas dan serangan IDF pertama terhadap Gaza, dimaksudkan sebagai “reaksi terhadap perang di kedua sisi.”
Abu Amneh, berusia 40 tahun, ditahan selama dua hari, kemudian dibebaskan dengan jaminan pada 18 Oktober menjadi tahanan rumah. Dia belum didakwa melakukan kejahatan apa pun namun dilarang berbicara tentang perang di Gaza selama 45 hari.
CNN telah berulang kali meminta komentar Polisi Israel mengenai kasus Abu Amneh tetapi belum mendapat tanggapan apa pun.
Abu Amneh telah menghabiskan dua minggu terakhir ini dengan mengurung diri di rumah orang tuanya, meskipun tahanan rumahnya telah berakhir.
“Dia sangat takut, dia takut kembali ke rumahnya,” kata Baker. “Orang-orang memasang bendera Israel di sekitar rumahnya dan mengancamnya serta membagikan tempat tinggalnya di media sosial,” lanjutnya.
Pengacara kemanusiaan terkemuka Palestina, Jawad Boulos, mengatakan kepada CNN bahwa pemenjaraan warga Palestina, terutama mereka yang tidak melakukan kejahatan, telah menjadi alat penting yang digunakan oleh Israel dalam “mempertahankan pendudukan warga Palestina.”
Dia mengatakan bahwa sejak Israel menarik diri dari Jalur Gaza pada 2005, pemerintah Israel telah melakukan “upaya bersama” untuk membungkam warga Palestina di Tepi Barat dengan memenjarakan mereka.
Boulos mengatakan bahwa meskipun ada banyak rintangan yang dihadapi kliennya dalam sistem pengadilan yang “tidak dibangun untuk menegakkan keadilan bagi warga Palestina,” beberapa tahanan pernah dibebaskan di masa lalu. Hal itu, kata dia, bukan lagi suatu pilihan.
“Ketika penangkapan dilakukan dengan cara seperti ini… sungguh tidak dapat diduga,” katanya kepada CNN.
Kantor Kejaksaan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak boleh ada toleransi bagi mereka yang mempublikasikan – secara eksplisit dan bahkan implisit – ekspresi dukungan terhadap musuh dan tindakan kriminalnya terhadap warga negara.