3 Bantuan Amerika Serikat ke Israel dalam Perang Melawan Hamas

Salsabila Fitirah Puteri, Jurnalis
Jum'at 17 November 2023 16:05 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Oktober 2023. (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON DC - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) memaparkan definisi bantuan luar negeri sebagai "aktivitas yang didanai melalui alokasi dana khusus untuk membantu negara asing, organisasi internasional, dan entitas asing lainnya".

Dilansir dari USA Facts, bantuan luar negeri ini melibatkan pemberian "dana, barang, jasa, dan bantuan teknis." Dengan diberikannya bantuan ini, Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa ia tidak menuntut imbalan balik.

Dari 1946 hingga 2022, AS rata-rata memberikan bantuan luar negeri sebesar $49,5 miliar per tahun, disesuaikan dengan inflasi, kepada negara dan organisasi di berbagai belahan dunia.

Dalam rentang waktu hampir tiga dekade, mulai dari tahun 1974 hingga 2002, Israel merupakan negara yang menerima bantuan terbesar dari Amerika Serikat. Hal ini mencakup periode penerimaan bantuan terpanjang sejak 1946.

Meskipun dalam periode 2003 hingga 2020 bantuan terbesar dialokasikan ke Irak atau Afghanistan, namun Israel tetap menjadi salah satu penerima bantuan terbesar selama rentang waktu tersebut. 

Dilansir dari berbagai sumber, inilah tiga Bantuan AS yang diberikan kepada Israel untuk memerangi Hamas dalam konflik yang pecah saat 7 Oktober lalu.

Senjata dan pasukan operasi khusus

AS telah memberikan dukungan signifikan kepada Israel dengan menyediakan personel dan peralatan militer yang sangat dibutuhkan

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengumumkan bahwa unit operasi khusus kecil saat ini memberikan bantuan kepada Israel dalam hal intelijen, perencanaan, serta memberikan nasihat dan konsultasi kepada Angkatan Pertahanan Israel terkait upaya pemulihan sandera.

Selain itu, AS telah meminta perusahaan-perusahaan pertahanan AS untuk mempercepat pengiriman senjata yang sudah dipesan oleh Israel dan tercatat dalam catatan pembukuan.

Prioritas utama dalam hal ini adalah pengiriman amunisi untuk sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel.

Presiden Joe Biden menyatakan bahwa AS sedang meningkatkan bantuan militer tambahan kepada Israel, termasuk amunisi dan sistem pencegat, untuk mendukung pengisian ulang Iron Dome.

Beliau menegaskan komitmen untuk memastikan Israel tetap memiliki aset penting ini guna melindungi kota dan warganya.

Rudal Iron Dome digunakan untuk melacak dan menargetkan roket yang mendekati kota-kota Israel. Menurut Raytheon, produsen utama komponen rudal Iron Dome AS, saat ini Israel memiliki 10 sistem Iron Dome.

Raytheon, memproduksi sebagian besar komponen di AS. Angkatan Darat AS juga memiliki dua sistem Iron Dome dalam persediaannya.

Bantuan amunisi Iron Dome yang disediakan oleh AS kepada Israel kemungkinan melebihi pesanan yang telah diajukan oleh Israel dan dianggap sebagai bagian dari paket bantuan militer yang sedang berlangsung.

Paket tersebut juga termasuk bom berdiameter kecil dan peralatan JDAM, yang berupa sirip ekor dan perangkat navigasi yang mengubah bom "bodoh" menjadi bom "pintar," memungkinkan pasukan untuk mengarahkan amunisi ke target dengan presisi.

Kapal dan Pesawat Angkatan Laut 

Salah satu respons yang paling konkret dari Amerika Serikat terjadi pada Minggu (12/10/2023) ketika Markas Besar Departemen Keamanan AS mengumumkan pengalihan kelompok penyerang kapal induk Gerald R. Ford menuju Israel.

Kapal induk tersebut baru saja menyelesaikan latihan bersama dengan Angkatan Laut Italia ketika kapal dengan awak sekira 5.000 orang itu diperintahkan untuk segera berlayar ke Mediterania Timur.

Kapal ini berfungsi sebagai pusat operasi komando dan kontrol utama, memungkinkan pelaksanaan sejumlah opsi termasuk perang informasi.

Selain itu, kapal ini dapat meluncurkan dan memulihkan pesawat pengintai E2-Hawkeye yang dapat diidentifikasi dari radar berbentuk cakram dengan diameter 24 kaki (7 meter).

Pesawat ini memberikan peringatan dini terhadap peluncuran rudal, melakukan pengawasan, dan mengelola wilayah udara dengan kemampuan mendeteksi pesawat musuh serta mengarahkan pergerakan pasukan AS.

Gerald R.Ford dilengkapi dengan jet tempur F-18 yang dapat digunakan untuk tugas intersepsi atau serangan.

Kapal ini juga memiliki kemampuan kemanusiaan yang signifikan, termasuk fasilitas rumah sakit dengan ICU, ruang gawat darurat, serta sekitar 40 petugas medis, ahli bedah, dan dokter.

Kapal ini juga dilengkapi dengan helikopter yang dapat digunakan untuk mengangkut pasokan penting ke dalam atau dari area yang terkena dampak melalui jalur udara.

Pesawat Tempur 

Markas Besar Departemen Keamanan AS juga telah mengambil langkah untuk memesan tambahan pesawat tempur guna memperkuat skuadron A-10, F-15, dan F-16 di berbagai pangkalan di Timur Tengah. Jumlah pesawat ini dapat ditingkatkan lebih lanjut sesuai kebutuhan.

Sekretaris Angkatan Udara, Frank Kendall, menyatakan dalam sebuah acara Dewan Atlantik bahwa Angkatan Udara AS memerintahkan unit-unit yang seharusnya pulang untuk tetap berada di pos mereka, dan akan digantikan oleh pengganti yang baru.

Angkatan Udara AS telah menunjukkan kehadiran kekuatan udara yang signifikan di wilayah tersebut untuk melaksanakan operasi baik berawak maupun tak berawak, terutama di Suriah beberapa waktu lalu.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya