AS Veto Resolusi PBB, Serukan Gencatan Senjata Segera di Gaza

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 21 Februari 2024 06:10 WIB
AS veto resolusi PBB, serukan gencatan senjata segera di Gaza (Foto: EPA)
Share :

GAZA Amerika Serikat (AS) telah memveto resolusi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza setelah mereka mengusulkan rancangannya sendiri yang mendesak gencatan senjata sementara.

Washington mengatakan resolusi yang diusulkan Aljazair akan “membahayakan” perundingan untuk mengakhiri perang.

Namun tindakan tersebut mendapat kecaman, dan para sekutu AS menyatakan penyesalannya karena mosi gencatan senjata awalnya dihalangi oleh Gedung Putih.

Dalam resolusinya sendiri, AS memperingatkan Israel untuk tidak menyerang kota Rafah.

AS sebelumnya menghindari kata gencatan senjata selama pemungutan suara PBB mengenai perang tersebut, namun Presiden Joe Biden baru-baru ini melontarkan komentar serupa.

Tiga belas negara dari 15 negara anggota mendukung resolusi Aljazair, sementara Inggris abstain.

Linda Thomas-Greenfield, duta besar Washington untuk PBB, mengatakan ini bukan saat yang tepat untuk menyerukan gencatan senjata segera sementara negosiasi antara Hamas dan Israel terus berlanjut.

Dikutip BBC, rancangan resolusi yang diajukan AS menyerukan gencatan senjata sementara secepat mungkin dan dengan syarat semua sandera dibebaskan, serta mendesak agar hambatan bantuan mencapai Gaza dicabut.

Namun, masih belum jelas apakah atau kapan Dewan Keamanan akan melakukan pemungutan suara mengenai kata-kata yang diusulkan oleh Washington.

Setelah AS memveto resolusi gencatan senjata Aljazair, utusan negara Afrika utara tersebut untuk PBB mengatakan bahwa mereka akan mengirimkan pesan yang kuat kepada rakyat Palestina dan menyatakan bahwa Dewan Keamanan sekali lagi gagal.

“Ujilah hati nuranimu, bagaimana sejarah akan menilaimu,” kata Amar Bendjama.

Perwakilan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan veto AS benar-benar ceroboh dan berbahaya.

Kecaman keras juga datang dari sederet sekutu Israel dan AS. Perwakilan Perancis, Nicolas de Rivière, menyatakan penyesalannya bahwa resolusi tersebut tidak diadopsi mengingat situasi bencana di lapangan.

Ini adalah pertama kalinya AS menyerukan gencatan senjata sementara di Gaza di PBB, setelah memveto resolusi sebelumnya dengan menggunakan kata tersebut.

Frank Lowenstein, yang menjabat sebagai utusan khusus AS untuk perdamaian Timur Tengah di bawah Presiden Obama, menyebut langkah tersebut sebagai “perubahan yang cukup signifikan” dalam kebijakan Amerika.

“Apa yang menurut saya paling signifikan adalah apa yang diungkapkan oleh hal ini mengenai tingkat frustrasi pemerintahan Biden terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan pemerintah Israel,” katanya kepada BBC World Service.

“Mereka secara konsisten mengabaikan kami dalam hal bantuan kemanusiaan, mengurangi jumlah korban sipil dan sekarang mereka terlibat dalam invasi Rafah yang sangat kami anjurkan untuk dilawan,” lanjutnya.

Lowenstein juga mencatat bahwa Presiden Biden berada di bawah tekanan dari warga Arab-Amerika untuk berbuat lebih banyak guna menghentikan pembunuhan warga Palestina.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya