RAFAH - Israel mengintensifkan pemboman terhadap Rafah di selatan Gaza dan lebih dari selusin anggota satu keluarga tewas dalam serangan udara.
Serangan ini terjadi ketika kementerian kesehatan daerah kantong Palestina yang hancur itu mengumumkan 29.313 kematian dalam perang tersebut.
Penduduk Rafah yang dihubungi melalui pesan teks melaporkan beberapa serangan udara Israel dan ledakan besar di kota tersebut, serta kapal angkatan laut melepaskan tembakan ke daerah tepi pantai.
Jurnalis video Reuters merekam dampak serangan terhadap rumah keluarga Al-Noor di Rafah, yang menjadi puing-puing, memperlihatkan lebih dari selusin jenazah terbungkus kain kafan putih atau hitam dan kerabat yang berduka di rumah sakit Rafah.
Abdulrahman Juma mengatakan istrinya, Noor, yang berasal dari keluarga Al-Noor, serta putrinya yang berusia satu tahun, Kinza, tewas dalam serangan itu, bersama dengan orang tua, saudara laki-laki, dan kerabat Noor lainnya.
Juma sedang memegangi tubuh Kinza yang terbungkus kain kafan berwarna putih berlumuran darah. “Yang ini, yang ada di pangkuanku, telah merenggut jiwaku. Dia berumur satu setengah tahun,” katanya.
Penduduk setempat juga mengatakan tank-tank Israel telah bergerak ke barat dari Khan Younis ke Al-Mawasi, yang sebelumnya merupakan daerah yang relatif aman dimana tentara telah memerintahkan warga Palestina untuk mencari perlindungan.
Menurut warga, tank-tank tersebut mencapai jalan pesisir, secara efektif memutus Khan Younis dan Rafah dari seluruh Jalur Gaza, meskipun mereka mundur setelah beberapa jam.
Sementara itu, di Yerusalem, anggota kabinet perang Israel Benny Gantz mengutip tanda-tanda awal kemajuan yang menjanjikan dalam kesepakatan baru untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh militan Hamas di Gaza di tengah pembicaraan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), Mesir dan Qatar untuk menjamin jeda dalam perang.
Tentara Israel (IDF) mengatakan mereka telah meningkatkan operasi di Khan Younis, sebuah kota di utara Rafah. Mereka tidak menyebutkan serangan terhadap Rafah sendiri dalam ringkasan harian kejadian di Gaza dan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sekitar 1,5 juta orang diperkirakan berdesakan di Rafah, di pinggiran paling selatan wilayah kantong yang dekat dengan perbatasan dengan Mesir, sebagian besar dari mereka meninggalkan rumah mereka di utara untuk menghindari serangan militer Israel.
Israel mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan serangan darat di Rafah, meskipun ada penolakan dari dunia internasional. Termasuk dari sekutu setianya Amerika Serikat (AS) karena kekhawatiran akan nyawa warga sipil.
(Susi Susanti)