Gaza bukanlah tempat untuk sakit. Seorang gadis muda di rumah sakit, dihubungi oleh seorang jurnalis lepas Palestina yang bekerja untuk BBC, terbaring setengah sadar di tempat tidur.
Gadis tersebut, Noora Mohammed, menderita fibrosis paru-paru dan hati, suatu kondisi yang dapat berakibat fatal bahkan di masa damai. Dalam bulan-bulan kelaparan sejak perang dimulai, dan tanpa perawatan medis yang tepat, kondisinya memburuk dengan cepat.
“Putriku tidak bisa bergerak,” kata ibunya. “Dia anemia, selalu tidur, dan tidak ada makanan bergizi,” lanjutnya.
Setidaknya Noora sampai di rumah sakit. Sebagian besar dari satu juta warga Gaza yang dianggap sangat membutuhkan bantuan tidak akan mempunyai pilihan tersebut.
Bukti bencana kemanusiaan di Gaza sangat banyak. Gambar-gambar yang kami ambil dari rumah sakit menunjukkan anak-anak dengan persendian bengkak, anggota tubuh kurus dan dermatitis, semuanya merupakan gejala klasik malnutrisi akut.
Israel mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Nir Barkat, Menteri Ekonomi Israel, mengatakan bahwa tidak ada yang boleh menghalangi tujuan perang Israel untuk menghancurkan Hamas selamanya dan membebaskan para sandera yang disandera pada tanggal 7 Oktober.
(Susi Susanti)