Dokter Asal AS Ini Jadi Saksi Kelaparan yang Parah di Gaza Utara, Banyak Penderitaan Mengerikan

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 29 April 2024 07:07 WIB
Dokter asal AS ini jadi saksi kelaparan yang parah di Gaza utara, penuh banyak penderitaan (Foto: Sam Attar)
Share :

“Kami hanya dikerumuni orang yang menggedor-gedor mobil, ada yang mencoba melompat ke atas mobil. Para pengemudi mereka baru saja dapat. Mereka tidak berhenti karena jika berhenti maka orang-orang akan melompat ke dalam mobil. Mereka tidak mencoba. untuk menyakiti kita. Mereka hanya meminta makanan,” ungkapnya.

Sam menceritakan pengalamannya dengan tenang, seperti yang mungkin Anda harapkan dari seorang pria yang terlatih untuk membuat pasien merasa nyaman. Setiap hari ada tekanan tanpa henti untuk melakukan triase, memutuskan siapa yang bisa diselamatkan, siapa yang tidak bisa diharapkan.

Pasien terbaring di lantai rumah sakit dikelilingi oleh darah dan perban yang terlepas, udara dipenuhi tangisan kesakitan dan kerabat yang berduka.

Tidak ada yang bisa menghapus kengerian seperti itu. Bahkan jika Anda adalah seorang dokter yang sangat terlatih dengan pengalaman masa lalu di zona perang seperti Ukraina, Suriah dan Irak.

“Saya masih memikirkan semua pasien yang saya rawat. Semua dokter yang masih ada di sana. Ada sedikit rasa bersalah dan malu saat keluar karena masih banyak yang harus dilakukan. Kebutuhannya sangat besar. Dan kamu menjauh dari orang-orang yang masih ada dan masih menderita,” terangnya.

Perjalanan terakhirnya yang ketiga ke Gaza sejak perang dimulai membawanya bergabung dengan tim medis internasional pertama yang ditempatkan di sebuah rumah sakit di Gaza utara di mana malnutrisi berada pada kondisi paling akut.

Misi tersebut diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan. Sekitar 30% anak-anak di bawah usia dua tahun dilaporkan mengalami kekurangan gizi akut, dan 70% penduduk di Gaza utara menghadapi apa yang disebut PBB sebagai bencana kelaparan.

Bulan lalu ketua Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menuduh Israel melakukan potensi kejahatan perang karena krisis pangan di Gaza.

“Besarnya pembatasan yang dilakukan Israel terhadap masuknya bantuan ke Gaza, serta cara mereka terus melakukan permusuhan, mungkin sama saja dengan menggunakan kelaparan sebagai metode perang,” katanya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya