GAZA – Badan bantuan kemanusiaan World Central Kitchen (WCK) akan melanjutkan distribusi makanan di Gaza, hampir sebulan setelah tujuh pekerja bantuannya tewas dalam serangan udara Israel.
Organisasi bantuan tersebut mengatakan pihaknya memiliki 276 truk dengan delapan juta makanan yang siap masuk melalui penyeberangan Rafah.
“Pada akhirnya, kami memutuskan bahwa kami harus terus memberi makan,” kata badan amal tersebut pada Minggu (28/4/2024), dikutip BBC.
“Situasi kemanusiaan di Gaza masih mengerikan. Kami memulai kembali operasi kami dengan energi, martabat, dan fokus yang sama untuk memberi makan sebanyak mungkin orang,” terang CEO WCK Erin Gore dalam sebuah pernyataan pada Minggu (28/4/2024).
Badan amal tersebut mengatakan pihaknya juga akan mengirim truk dari Yordania dan menggunakan Pelabuhan Ashdod, salah satu dari tiga pelabuhan kargo utama Israel, serta membangun dapur produksi tinggi ketiga di Gaza.
Berbicara mengenai serangan udara yang fatal tersebut, badan amal tersebut mengatakan pihaknya terus menyerukan penyelidikan yang tidak memihak dan internasional atas kematian para pekerja bantuan. Termasuk tiga warga Inggris, seorang Palestina, Australia, Polandia, dan warga negara Amerika-Kanada.
“Meskipun kami tidak memiliki jaminan konkrit, kami terus mencari jawaban dan mengadvokasi perubahan dengan tujuan melindungi WCK dan seluruh pekerja LSM yang bekerja tanpa pamrih dalam kondisi kemanusiaan terburuk,” lanjutnya.
WCK adalah salah satu pemasok utama bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza dan mengatakan telah memasok lebih dari 43 juta makanan di Gaza sejak perang dimulai pada bulan Oktober.
"Kami memutuskan bahwa kami harus terus memberi makan, melanjutkan misi kami untuk menyediakan makanan kepada orang-orang selama masa-masa tersulit,” ujarnya.
Pengumuman WCK ini muncul ketika militer Israel mengatakan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza akan ditingkatkan dalam beberapa hari mendatang untuk membantu.
Seperti diketahui, awal bulan ini, badan amal tersebut mengatakan konvoi yang meninggalkan gudang diserang oleh Israel yang menewaskan tujuh orang dan memicu kemarahan internasional.
Dalam waktu empat menit pada tanggal 1 April lalu, tujuh pekerja bantuan tewas ketika tiga rudal menghancurkan mobil mereka satu per satu saat mereka melakukan pekerjaan kemanusiaan.
Tim badan amal tersebut telah diberi wewenang oleh militer Israel untuk membantu mentransfer pasokan bantuan dari pantai ke gudang. IDF mengatakan serangkaian kesalahan dan miskomunikasi mengakibatkan mereka dikira sebagai agen Hamas dan dijadikan sasaran.
Militer Israel mengatakan sejumlah pria bersenjata berada di sekitar konvoi tersebut, namun operator drone salah melacak mobil yang membawa pekerja bantuan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui kesalahan besar yang menyebabkan serangan fatal terhadap para pekerja dan memecat dua perwira senior atas insiden tersebut.
Tentara meminta maaf setelah mengakui tentaranya tidak mengikuti protokol dan tidak diberi informasi penting tentang misi bantuan yang telah disetujui sebelumnya.
(Susi Susanti)