Beda Perlakuan Protes Perang Gaza di Kampus AS hingga Kanada, Australia Santai Tak Bongkar Perkemahan

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 03 Mei 2024 16:53 WIB
Beda perlakuan protes perang Gaza di kampus AS hingga Kanada, Australia paling santai (Foto: Reuters)
Share :

PERTH – Aksi protes perang Israel di Gaza dan pro Palestina masih terus terjadi. Tak hanya di Amerika Serikat (AS), mahasiswa juga menggelar aksi serupa di berbagai kampus di Australia hingga Kanada.

Ratusan orang yang memprotes perang Israel di Gaza berunjuk rasa di salah satu universitas ternama di Australia pada Jumat (3/5/2024). Mereka menuntut universitas tersebut melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.

Aktivis pro-Palestina mendirikan perkemahan pekan lalu di luar aula utama Universitas Sydney, salah satu perguruan tinggi terbesar di Australia.

Kamp serupa juga bermunculan di universitas-universitas di Melbourne, Canberra dan kota-kota lain di Australia.

Berbeda dengan di AS, di mana polisi secara paksa mengusir sejumlah pengunjuk rasa pro-Palestina di beberapa perguruan tinggi, lokasi protes di Australia berjalan damai dengan sedikit kehadiran polisi.

Bahkan pihak kampus tidak meminta polisi untuk mengusir para pendemo. Wakil Rektor Universitas Sydney Mark Scott mengatakan kepada media lokal pada Kamis (2/5/2024) bahwa kelompok pro-Palestina dapat tetap berada di kampus karena tidak ada kekerasan seperti yang terjadi di AS.

Meskipun beberapa mobil polisi diparkir di pintu masuk universitas, namun tidak ada polisi yang hadir pada kedua protes tersebut.

Australia yang sudah lama menjadi sekutu setia Israel, menjadi semakin kritis atas tindakannya di Gaza, di mana seorang pekerja bantuan Australia terbunuh dalam serangan Israel bulan lalu.

Para pengunjuk rasa pro-Palestina mengatakan pemerintah tidak berbuat cukup untuk mendorong perdamaian dan memimpin massa dalam teriakan menentang Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese dan pemerintahannya.

Sementara di Kanada, para mahasiswa juga mendirikan perkemahan di berbagai kampus termasuk Universitas Toronto, Universitas British Columbia dan Universitas Ottawa.

Perdana Menteri (PM) Quebec Francois Legault seolah kebakaran jenggot dan meminta perkemahan di Universitas McGill di Montreal harus dibongkar karena semakin banyak mahasiswa yang mendirikan kamp pro-Palestina di beberapa universitas terbesar di Kanada.

Meskipun pihak kampus telah meminta intervensi polisi, namun penegak hukum pada Kamis (2/5/2024) tidak mengambil tindakan untuk membersihkan perkemahan. Mereka menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang memantau situasi.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya