Dia mengatakan pengungsi tetap menjadi pengungsi 76 tahun kemudian.
Shehadeh mengatakan paman dan bibinya di Gaza, yang terakhir kali ia kunjungi pada tahun 2008 dengan persetujuan Israel, kini kembali mengungsi saat mereka mencoba melarikan diri dari pemboman Israel.
Mereka tidak tahu apakah atau kapan mereka bisa kembali ke rumah mereka.
Shehadeh mengatakan dia melakukan perjalanan ke Tepi Barat hampir setiap minggu untuk mengisi e-SIM untuk kerabatnya di Gaza sehingga mereka dapat tetap berhubungan.
“Terkadang kami menunggu berhari-hari untuk menerima pesan 'selamat pagi', itulah cara kami mengetahui siapa pengirimnya masih hidup,” ujarnya.
Lebih dari 35.000 warga Palestina tewas dalam perang Gaza, kata pejabat kesehatan Gaza. Israel memulai serangannya di Gaza, yang diperintah oleh Hamas, setelah serangan pada 7 Oktober yang dipimpin oleh orang-orang bersenjata dari kelompok militan Islam tersebut yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan 253 orang diculik, menurut penghitungan Israel.
(Susi Susanti)