Gunakan Strategi Naga Biru, China Klaim 90 Persen Laut Cina Selatan

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 19 Juni 2024 15:05 WIB
Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan yang diklaim Beijing (Foto: US Navy via Reuters)
Share :

JAKARTA – Dominasi China yang semakin besar di kawasan Indo-Pasifik semakin menimbulkan kekhawatiran besar di kawasan. Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain seperti india, Jepang, dan Australia berupaya mengekang pengaruh Negeri Tirai Bambu dan mempertahankan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang terbuka dan bebas untuk perdagangan dan navigasi internasional.

China menggunakan Strategi Naga Biru, yang bertujuan memperluas pengaruh darat dan lautnya, menantang komitmen pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden terhadap kebebasan dan keterbukaan kawasan Indo-Pasifik. Strategi multi-aspek ini melibatkan upaya militer, ekonomi, dan diplomatik, termasuk klaim teritorial dan kemitraan strategis.

Namun, efektivitas jangka panjang strategi ini, di tengah pertentangan dari AS dan para sekutunya, belum bisa ditentukan.

Melengkapi Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), Strategi Naga Biru China adalah rencana komprehensif yang melibatkan aspek militer, ekonomi, dan infrastruktur. Strategi ini bertujuan meningkatkan konektivitas, memperkuat kehadiran angkatan lautnya, dan menegaskan dominasi di perairan regional.

Mengutip dari The Singapore Post, Rabu (19/6/2024), strategi ini menargetkan keamanan Indo-Pasifik, yang bertujuan untuk mengendalikan navigasi dan perdagangan.

Strategi ini menimbulkan tantangan bagi Taiwan, Jepang, india, dan kawasan Samudera Hindia, termasuk negara-negara ASEAN yang berada dalam klaim '9 Garis Putus-Putus' China. Meski strategi ini tampak kohesif, China mendekati setiap negara target berdasarkan kondisi uniknya tersendiri.

Seorang mantan diplomat yang menjadi akademisi di AS, Profesor Patrick Mendis, menawarkan analogi unik untuk strategi Naga Biru China. Ia menyamakannya dengan Glaucus atlanticus, siput laut kecil namun kuat yang ditemukan di lautan di seluruh dunia.

Meski bukan perbandingan langsung, sifat agresif makhluk laut itu mencerminkan strategi China. Area fokus China meliputi Laut China Timur, tempat Beijing berhadapan dengan Jepang; dan Laut China Selatan, tempat di mana China membantah klaim negara-negara ASEAN; dan Samudra Hindia, tempat ia bersaing dengan pengaruh India.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya