5 Fakta Gempa Kekuatan M4,4 di Batang Rusak Puluhan Rumah Warga

Binti Mufarida, Jurnalis
Senin 08 Juli 2024 16:30 WIB
Dampak gempa Batang. (Foto: BNPB)
Share :

JAKARTA - Gempa Magnitudo (M)4,4 mengguncang wilayah Batang, Jawa Tengah, Minggu, 7 Juli 2024 pukul 14.35.24 WIB. Gempa menyebabkan 49 rumah rusak dan 12 warga mengalami luka-luka.

Berikut sejumlah fakta gempa M4,4 di Batang.

1. Waktu Gempa

Kepala Pusat Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono. Waktu gempa terjadi pada hari Minggu, 7 Juli 2024 pukul 14.35.24 WIB. Gempa Batang memiliki magnitudo M4,4.

Daryono mengatakan episenter atau pusat Gempa Batang hasil update terletak pada koordinat 6.96° LS dan 109.74° BT tepatnya di darat pada jarak 5 km arah tenggara Kota Batang, Jawa Tengah.

2. Gempa Dangkal

Daryono melanjutkan, gempa Batang memiliki kedalaman yang sangat dangkal dengan hiposenter 6 kilometer. Gempa Batang merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

3. Gerakan Gempa

Selain itu, Daryono mengungkapkan bahwa gempa Batang memiliki mekanisme sumber pergerakan mendatar/geser (strike-slip). Gempa Batang merupakan jenis gempa destruktif, karena gempa yang terjadi menimbulkan kerusakan puluhan bangunan rumah, baik rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat.

“Banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan di Batang disebabkan oleh pusat gempanya yang sangat dangkal dengan kualitas bangunan yang rendah serta tidak tahan gempa,” ujarnya.

4. Gempa Susulan

Daryono melaporkan gempa Batang hanya diikuti hanya 3 kali gempa susulan (aftershock) yang terjadi pada hari Minggu 7 Juli 2024 dengan magnitudo: (1) M2,2 (pukul 15.35.56 WIB) (2) M2,5 (pukul 18.07.40 WIB) dan (3) M1,9 (pukul 18.28.54 WIB).

5. Pekalongan dan Batang Rawan Gempa

Selain itu, Daryono mengungkapkan wilayah Pekalongan dan Batang merupakan daerah rawan gempa karena terdapat jalur sumber gempa sesar aktif Segmen Pekalongan yang menurut PuSGeN – Pusat Studi Gempa Nasional (2017) mampu memicu gempa hingga mencapai magnitudo M6,5.

Gempabumi, kata Daryono, merupakan jenis bencana alam dengan karakteristik “low frequency, high impact” yang artinya gempa jarang terjadi, tetapi begitu terjadi dapat berdampak signifikan (merusak). “Meskipun di suatu daerah itu lama tidak terjadi gempa, tetapi karena ada sumbernya maka perlu memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap potensi gempa.”

“Sebagai wilayah yang terletak dekat jalur sumber gempa sesar aktif, masyarakat Batang dan Pekalongan wajib memitigasi gempa untuk antisipasi ke depan dengan cara menerapkan mitigasi struktural dengan membangun bangunan struktur kuat/tahan gempa serta upaya mitigasi non-struktural dengan memahami ketrampilan cara selamat saat terjadi gempa,” pungkasnya.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya