NEW YORK – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membela retorikanya melawan mantan Presiden AS Donald Trump dan menyebutkan mengapa hal itu penting, dalam wawancara pertamanya sejak upaya pembunuhan terhadap lawan politiknya.
Presiden mengatakan tim kampanyenya mempunyai tugas untuk mengkomunikasikan dengan jelas ancaman masa jabatan Trump yang kedua bagi demokrasi, dan menambahkan bahwa kata-katanya bukanlah kata-kata yang perlu diredam.
Namun, dia mengatakan kepada Lester Holt dari NBC bahwa adalah sebuah kesalahan jika mengatakan ini adalah waktunya untuk menempatkan Trump tepat sasaran selama panggilan telepon pribadi dari donor beberapa hari sebelum upaya pembunuhan terhadap Trump pada kampanye terbuka pada Sabtu (13/7/2024) di Pennsylvania.
Biden mengatakan yang dia maksud adalah Partai Demokrat perlu lebih fokus pada Trump, kebijakannya, dan pernyataan palsu yang dia buat saat debat presiden pada akhir bulan lalu.
Sepanjang wawancara, Biden menegaskan bahwa dia tidak akan mundur dalam pemilihan presiden meskipun ada seruan dari anggota partainya sendiri setelah kinerja debatnya yang buruk.
“Saya sudah tua,” keluhnya, sambil juga menyatakan bahwa dia hanya tiga tahun lebih muda dari Trump. Dia mengatakan bahwa ketajaman mentalnya baik-baik saja dan menyebutkan pencapaiannya sebagai presiden. Namun dia mengakui bahwa dia berupaya untuk menegaskan kembali kepada warga Amerika bahwa dia mampu melakukan tugasnya.
"Saya paham kenapa orang bilang, 'Ya Tuhan, umurnya 81 tahun. Wah. Nanti jadi apa dia kalau umurnya 83 tahun, 84 tahun?' Itu pertanyaan yang sah untuk ditanyakan,'' katanya.