UKRAINA - Eropa harus bersiap menghadapi perang Ukraina selama satu dekade. Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg yang akan segera habis masa jabatannya.
Berbicara kepada BBC, Stoltenberg mengatakan "paradoks" perang di Ukraina adalah semakin lama aliansi militer barat berkomitmen untuk berperang, semakin cepat resolusi tercapai.
Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Stoltenberg, yang mengakhiri masa jabatan 10 tahunnya sebagai sekretaris jenderal pada bulan Oktober, mendesak anggota NATO di Eropa untuk meningkatkan komitmen mereka di tengah kekhawatiran bahwa dana AS dapat dipangkas atau bahkan dihentikan jika Donald Trump memenangkan masa jabatan kedua sebagai presiden AS pada pemilu November.
Ketika ditanya apakah sekutu NATO harus bersiap menghadapi konflik di Ukraina yang berlangsung lebih dari 10 tahun, Stoltenberg menjawab: "Ya."
“Tetapi pesan utamanya adalah semakin kuat dukungan terhadap Ukraina dan semakin lama kami berkomitmen, semakin cepat perang ini dapat berakhir,” ujarnya.
“Paradoksnya adalah sekarang Presiden Putin percaya bahwa dia bisa menunggu kita keluar. Oleh karena itu, perang terus berlanjut,” lanjutnya.
“Ketika kita menyampaikan dengan jelas bahwa kita berada di sini untuk jangka panjang, bahwa kita mempunyai dukungan kuat yang abadi terhadap Ukraina, maka kita mempunyai syarat-syarat untuk mencapai solusi dimana Ukraina bisa menjadi negara merdeka yang berdaulat,” tambahnya.
Hal ini terjadi ketika NATO mengumumkan unit komando untuk mengoordinasikan dukungan bagi Ukraina akan beroperasi di Jerman mulai September.