Di Restaurante do Povo, Muhadjir mendapatkan penjelasan, warga umum yang datang ke sana cukup membayar R$ 3. Sedangkan untuk lansia dan difabel cukup $ 1. Pemerintah mensubsidi per porsi sebanyak R$ 2. Selebihnya, menurut Felipe Carvalho, pimpinan Restaurante do Povo,
“Kami menutup biaya dengan donasi dari berbagai kalangan, termasuk kalangan pengusaha,” kata Felipe.
Warga yang datang ke Restorante do Povo adalah kalangan miskin, difabel, dan lansia dari lingkungan sekitar. Saat makan siang ketika kunjungan warga antre panjang ratusan orang. Mereka dilayani untuk mendapatkan sepiring makanan dalam nampan. Menunya nasi, ayam berkuah, sayuran, serta segelas jus jeruk. Mereka lalu duduk makan di aula yang luas dan bersih dengan kapasitas 600 tempat duduk.
“Setiap hari sekitar 1.800 hingga 2.000 orang datang ke sini,” kata Felipe Carvalho.
Felipe berlatar belakang chef yang mundur dari bekerja di restoran kelas atas dan sudah setahun mengelola lembaga amal ini. “Sangat membahagiakan bisa berbagi,” kata chef penghobi surfing yang pernah tinggal di Bali ini.
Felipe Carvalho menyambut kedatangan Muhadjir bersama Rosangela de Souza Gomes, Sekretaris Bidang Asisten Sosial Negara Bagian Rio de Janeiro. Mereka berkeliling menyaksikan proses pelayanan makan siang amal itu mulai dari restoran, ruang aula, hingga pintu antrean. Lokasi ini cukup lapang dan diberikan pagar alur antrean, sehingga tidak sesak. Meski siang hari dan matahari terang, suasana tidak panas karena suhu udara saat itu sekitar 20 derajat Celcius.
(Awaludin)