"Rusia telah bekerja sama erat dengan Iran selama dua setengah tahun terakhir, tetapi secara eksklusif di bidang militer," kata Ruslan Suleymanov, seorang spesialis independen Rusia di Timur Tengah yang berbasis di Baku, Azerbaijan.
"Senjata Iran sangat diminati. Permintaannya tidak pernah sebesar ini, dan Rusia menjadi tergantung pada senjata Iran." Suleymanov mengatakan, instruktur militer Iran kini mengunjungi Rusia dan membantu membangun pabrik untuk produksi pesawat nirawak Shahed di Rusia,” lanjutnya.
"Akibatnya, Rusia terpaksa mendukung sekutu Iran di Timur Tengah seperti gerakan Hizbullah," tambahnya.
Sementara Malinin menyalahkan Washington karena menggagalkan upaya perdamaian, menurut Suleymanov, kebijakan Moskow di kawasan tersebut merupakan akibat langsung dari jatuh ke orbit Iran.
Namun, Malinin dan Suleymanov sepakat bahwa Rusia tidak menginginkan perang lagi.
"Moskow tidak tertarik pada badai api besar," kata Suleymanov.
"Kami melihat ini pada bulan April. Ketika tampaknya Iran dan Israel sudah memasuki perang besar, Rusia tidak dengan tegas memihak Iran. Rusia mendesak Iran dan Israel untuk menahan diri,” katanya.
Dia merujuk pada ketegangan yang meledak setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus pada bulan April, menewaskan komandan militer senior Iran, dan Iran menanggapi dengan menembakkan rudal ke Israel untuk pertama kalinya.
Pada saat yang sama, Suleymanov menambahkan bahwa Rusia mendapat keuntungan dari kekacauan di Timur Tengah.
“Amerika sekarang teralihkan dari perang di Ukraina: Mereka perlu menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan situasi di Timur Tengah,” ujarnya.
“Tetapi pada saat yang sama, Kremlin tidak ingin melihat perang besar [lainnya],” tegasnya.
Rusia dan Iran memiliki permusuhan yang sama dengan AS. Mereka juga memiliki sekutu yang sama, yaitu Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang melakukan intervensi selama perang saudara di negaranya. Pesawat tempur Rusia mengebom kota-kota yang dikuasai pemberontak, sementara Hizbullah bertempur dengan ganas di darat. Rusia memiliki kepentingan strategis di Suriah, termasuk pangkalan militer serta cadangan minyak dan gas.